Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seharusnya Pembangunan MRT Bisa Tak Diikuti Macet Parah

Kompas.com - 12/07/2013, 03:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan moda transportasi cepat dan massal (MRT) diduga akan menimbulkan kemacetan parah di Jakarta. Kemacetan seharusnya bisa diminimalkan selama pembangunan MRT, bila saja digunakan metode teknologi konstruksi yang tepat.

"(Misalnya dengan) menerapkan bore tunneling (pengeboran terowongan)," sebut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, Kamis (11/7/2013). Dengan metode ini, ujar dia, aktivitas pembangunan MRT akan meminimalkan gangguan pada arus lalu lintas di atasnya.

"Dampak ke masyarakat minim karena pengerjaannya langsung 30 meter di bawah tanah," ungkap Danang. Namun, ujar dia, harus diakui bahwa penggunaan teknologi tersebut akan memakan biaya lebih mahal.

Pertimbangan biaya, diduga menjadi alasan pemilihan penggunaan teknologi open cut alias penggalian terbuka. Danang mengakui metode ini lebih murah, tetapi dapat dipastikan kemacetan parah akan terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan di sepanjang jalur MRT yang akan dibangun.

"Seharusnya dilakukan assessment teknologi, mana yang paling memungkinkan untuk bisa dilaksanakan. Satu sisi biaya murah tapi gangguan terhadap masyarakat selama tiga tahun terjadi. Di sisi lain biaya mahal tetapi dampak ke masyarakat minim," papar Guru Besar Transportasi dari Universitas Gadjah Mada tersebut.

Lebih lanjut Danang menyatakan, metoda bore tunneling cukup memungkinkan diterapkan di Jakarta. Tidak ada masalah dengan struktur tanah di Jakarta untuk penggunaan metode itu.

Kalaupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan menggunakan penggalian terbuka, Danang berpendapat satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kemacetan adalah dengan manajemen lalu lintas. "Pengaturan arus kendaraan," sebut dia.

Misalnya, papar Danang, hanya satu jalur lalu lintas bisa melewati lokasi pembangunan MRT. "Satu arah atau contra flow," sebut dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan pembangunan MRT akan dimulai pada tahun ini. Lama pengerjaan diperkirakan 3 tahun, dan MRT ditargetkan bisa melayani masyarakat pada 2016.

Sementara Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengakui kemacetan tak akan terhindarkan selama proses pembangunan MRT. Proyek ini ditaksir bakal menelan biaya Rp 12,5 triliun.

Dalam rencana yang telah disetujui, MRT akan terbagi menjadi jalur layang dan jalur bawah tanah. Rute untuk jalur layang MRT akan dibangun dari Lebak Bulus hingga kawasan Jalan Sisingamangaraja, keduanya masuk kawasan Jakarta Selatan.

Adapun jalur bawah tanah MRT akan dibangun antara Jalan Sisingamaraja hingga Kampung Bandan, di Jakarta Utara. Seluruh jalur MRT akan membelah Jakarta, melintasi sejumlah jalan utama ibu kota, antara lain Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk, MH Thamrin, Sudirman, Sisingamangaraja, dan Fatmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com