Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Ipda Koes Hendratna di Yayasan Sayap Ibu Bintaro

Kompas.com - 20/08/2013, 18:09 WIB
Sonya Suswanti

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Ipda Anumerta Koes Hendratna, yang tewas ditembak dua pria misterius pada Jumat (16/8/2013) malam, bukanlah polisi biasa. Selama ini Koes dikenal sebagai polisi yang sangat memperhatikan anak-anak.

"Beliau menyempatkan pergi ke tempat anak-anak difabel tepat 12 jam sebelum kejadian tersebut, beliau berdialog, bercerita dan memotivasi anak-anak Difabel di Yayasan Sayap Ibu," ujar Setyo Mulyadi atau Kak Seto dalam acara Kak Seto Award untuk Ipda Kus Hendratna di kediamannya di Cirendeu Permai, Tangerang Selatan, Selasa (20/8/2013).

Kak Seto mengatakan, Koes juga berjasa dalam berdirinya Yayasan Sayap Ibu di Bintaro. Saat yayasan itu didirikan di tanah milik pemerintah daerah, banyak pihak yang tidak menyukai hal itu. Saat itu yayasan dilindungi oleh Koes. Koes pula yang memperkenalkan yayasan itu kepada warga.

Koes juga selalu mendampingi kegiatan yayasan, baik di dalam ataupun di luar kantor yayasan. Saat yayasan sedang melakukan kegiatan, Koes selalu ikut membantu dan melindungi anak-anak. Almarhum melakukan semuanya dengan tanpa imbalan jasa.

Siang hari pada hari kelabu lalu, Koes mengumpulkan anak-anak di yayasan tersebut. Itulah terakhir kalinya Koes  berkumpul, menggendong, dan bermain dengan anak-anak. Ia juga berpamitan kepada perawat dan pengurus serta berjabat tangan cukup lama hingga salah satu perawat mencandainya karena terlalu lama menjabat tangannya.

Rasa peduli Koes tidak hanya di Yayasan Sayap Ibu. Ia juga peduli kepada anak-anak di sekelilingnya. Kus dikenal sering membantu yayasan menyalurkan bantuan untuk pihak yang membutuhkan.

"Beliau pernah menanyakan, apa punya susu berlebih atau popok berlebih karena saat itu tetangganya sedang serba kekurangan," ujar Retnowati, pengurus Yayasan Sayap Ibu.

Koes setelah ditembak di depan Masjid Bani Umar, Jalan Graha Raya Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Sebelum ditembak, ia dipepet dua orang pelaku tak dikenal saat ia mengendarai sepeda motor.

Rekan Koes, Ahmad Maulana (35), juga tewas ditembak pelaku ketika ia berusaha menangkap pelaku. Maulana ditembak ketika ia berusaha keluar dari mobil dalam pengejaran pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com