Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Benhan Sempat Bingung Simpang Siur Penangguhan Penahanan

Kompas.com - 06/09/2013, 23:01 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga Benny Handoko, tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik melalui situs jejaring sosial Twitter, bingung atas informasi penangguhan penahanan Benny dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan. Hingga Jumat (6/9/2013) pukul 19.30, perwakilan Kejari Jakarta Selatan belum datang ke Rutan Cipinang Kelas I, Jakarta Timur, untuk menangguhkan penahanan tersebut.

Kuasa Hukum tersangka, Jimmy Simanjuntak, menuturkan bahwa Kejari Jakarta Selatan telah mengabulkan permohonan penangguhan Benny. Jimmy mengatakan, penangguhan penahanan terhadap Benny dilakukan setelah Yulia Indah, istri dari Benny menjadi jaminan penangguhan penahanan tersebut.

"Jadi kondisi (Jumat) tadi sore, istrinya ditunjukkan surat oleh petugas Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan bahwa penangguhan itu dikabulkan. Makanya, disuruh jalan konvoi di Rutan Cipinang," kata Jimmy kepada wartawan di depan Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Jumat malam.

Jimmy mengatakan, istri Benny juga sudah mendengar penjelasan dari petugas Kejari Jakarta Selatan bahwa jika penangguhan dilakukan, maka Benny akan beri wajib lapor dua kali seminggu pada Selasa dan Kamis. Namun, setelah mereka tiba di Rutan Kelas I Cipinang, belum ada tanda-tanda prosedur penangguhan akan dilakukan. Petugas Kejari Jaksel belum tiba di lokasi tersebut.

Jimmy menyebutkan, ia mengonfirmasi kepada petugas Rutan Kelas I Cipinang berdasarkan penjelasan petugas Kejari Jakarta Selatan, yang menyatakan sudah mengirim faksimile surat penangguhan Benny ke Rutan Kelas I Cipinang. Namun, petugas rutan menyatakan belum menerima faksimile surat yang dimaksud.

"Saya cross check di Rutan Cipinang, tidak ada faks yang masuk. Bahkan kalau itu (penangguhan) disetujui, harusnya ada petugas kejaksaan yang sampai di sini, tapi ini enggak ada. Ini enggak biasa, saya khawatir itu terjadi perubahan," ujar Jimmy.

Yulia mengatakan, keluarga Benny sudah diminta datang ke Rutan Kelas I Cipinang untuk menjemput Benny. "Sudah dijelaskan bahwa petugas kejaksaan meminta saya datang ke sini, jemput. Katanya (surat penangguhan) sudah difaks ke rutan," ujar Yulia.

Sementara itu, kerabat Benny, Susi Rizky, berharap tidak ada halangan dalam proses penangguhan penahanan tersebut. Ia menyebutkan, berkas penangguhan ada di tangan Kejari Jaksel.

"Saya sempat mengonfirmasi ke Pak Agung, Kasipidum (Jaksel), dan kata Pak Agung, hari ini sudah bisa keluar. Saya dengar sendiri Pak Agung memerintahkan stafnya memberikan kabar ke sini untuk membebaskan Benny," ujar Susi.

Benny resmi menjadi tahanan Kejari Jakarta Selatan setelah penyidik kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyerahkan tersangka dan barang buktinya ke Kejaksaan pada Kamis (5/9/2013) siang. Penyerahan Benny beserta barang bukti dilakukan setelah sebelumnya Kejaksaan menyatakan berkas perkaranya lengkap pada dua minggu lalu. Ia kemudian dititipkan sebagai tahanan di Rutan Kelas I Cipinang.

Benny dilaporkan oleh Misbakhun ke Polda Metro Jaya atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik dan penghinaan melalui jejaring sosial Twitter. Dalam akun @benhan di lini masa Twitter, Benny menulis, "Misbakhun sebagai perampok Bank Century".

Benny dilaporkan oleh Misbakhun ke Polda Metro Jaya pada 10 Desember 2012 dengan Laporan Polisi Nomor: TBL/4262/XII/2012/PMJ/Ditreskrimsus. Saat ini Benny dikenakan Pasal 27 juncto Pasal 45 Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com