Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperempat Abad di Tengah Kepungan Air Kampung Apung

Kompas.com - 19/09/2013, 15:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi Taryo (47), hidup di atas genangan air sudah menjadi bagian hidupnya di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Separuh hidupnya ia jalani di tengah kepungan air di permukiman itu.

Pria asal Cilacap, Jawa Tengah, itu sudah 27 tahun hidup di Ibu Kota. Dia datang ke Jakarta sekitar tahun 1986 saat usianya 20 tahun dan lajang. Sekitar tahun 1988, air mulai menggenangi kawasan Kampung Apung.

"Sampai sekarang masih begini saja. Anak saya yang paling tua umurnya sudah 25 tahun, seumuran genangan air di sini," kata Taryo kepada Kompas.com, Kamis (19/9/2013).

Dia menuturkan, saat ini kedalaman genangan air di Kampung Apung sekitar dua meter. Ia sampai tak ingat berapa banyak anak kecil di Kampung Apung yang meninggal dunia akibat jatuh tenggelam saat bermain di permukiman itu.

Alsadad Rudi Akses Jalan masuk ke Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat yang hanya beberapa sentimeter di atas genangan air yang penuh sampah, Kamis (19/9/2013)

Untuk itu, Taryo berharap agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo segera memberikan solusi bagi warga Kampung Apung. Apalagi, Jokowi sudah banyak memberikan solusi kepada warga bantaran sungai dan waduk, yang notabene bukan tanah mereka.

"Yang duduki tanah negara saja dikasih solusi, masak kita yang tanahnya sah dibiarkan begini terus?" ujarnya.

Taryo berharap Pemerintah Provinsi DKI dapat menyedot air di kampung itu agar permukiman tersebut tidak lagi tergenang air. Menurut dia, itu pilihan paling rasional mengingat tanah yang didiami warga di sana adalah tanah sah milik warga. "Kalau sedot enggak bisa, mungkin baru boleh opsi yang lain," harapnya.

Kampung Apung dahulu bernama Kampung Teko. Pada 1988, kawasan ini mengalami banjir permanen seiring derasnya proyek pembangunan pabrik dan perumahan mewah di sekitar kawasan tersebut. Kampung yang dulunya berada di permukaan tanah yang lebih tinggi itu justru menjadi lebih rendah dibanding kawasan lain di sekitarnya. Hal itu karena kawasan sekitarnya sudah ditimbun dan ditinggikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com