Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran Pluit Bertahan di Pengungsian Rusun

Kompas.com - 26/09/2013, 12:00 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com– Mayoritas korban kebakaran di Kampung Kebun Tebu RT 19 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, bertahan tinggal di tempat pengungsian Rumah Susun Waduk Pluit, Kamis (26/9/2013). Mereka berharap bisa kembali, tetapi tak punya biaya untuk membangun hunian lagi. Permukiman mereka juga jadi target penataan kawasan pemerintah DKI Jakarta.

Sebanyak 52 bangunan di sisi utara Waduk Pluit yang dihuni sekitar 150 keluarga dan 450 jiwa ludes terbakar pada Senin (23/9/2013) malam. Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik di lantai dua sebuah rumah kontrakan milik warga. Para korban mengungsi ke lantai dasar Blok B dan Blok C Rusun Waduk Pluit, sebagian tinggal sementara di rumah tetangga dan saudara.

"Semalam kami sudah kumpulkan warga untuk membicarakan penanganan pascakebakaran. Namun, mayoritas keluarga masih bingung, belum tahu mau ke mana. Sementara kami menampung mereka di tempat pengungsian," kata Lurah Penjaringan Suranta, Kamis siang.

Agus Susanto (45), salah satu korban kebakaran, memilih bertahan di pos pengungsian bersama Saripatun (38) istrinya dan enam anaknya. "Semua perabot dan pakaian ludes terbakar, tak ada tabungan untuk bangun hunian lagi, sementara tinggal di pengungsian dulu," ujarnya.

Sejumlah penghuni area genangan Waduk Pluit menolak pindah, sebagian menuntut ganti rugi atas bangunan. Sebagian lainnya bersedia direlokasi ke rusun, tetapi mereka meminta rusun yang dekat dengan lokasi kerja dan sekolah. Mereka beberapa kali berunjuk rasa menolak pembongkaran hunian.

Akhir Agustus 2013, sedikitnya 68 bangunan yang dihuni 77 keluarga di Kampung Kebun Tebu di RT 19 RW 17 telah dirobohkan, termasuk kantor polisi Sub Sektor Pluit Timur. Lokasi itu kini dibangun menjadi jalan inspeksi dan taman kota.

Terlarang

Seperti hunian Agus, bangunan lain yang terbakar pada Senin malam berdiri di atas area genangan Waduk Pluit. Bangunan umumnya semipermanen, sebagian ditopang tiang-tiang beton dan kayu di atas perairan, dengan sebagian besar material berupa kayu dan tripleks.

Kampung Kebun Tebu menjadi salah satu lokasi permukiman yang menjadi sasaran program penataan kawasan Waduk Pluit. Penataan permukiman di sisi timur waduk ini menunggu penyelesaian pembangunan rumah susun (rusun) yang jadi tempat relokasi, antara lain delapan menara baru di Rusun Waduk Pluit.

Sebelumnya, lebih dari 1.000 keluarga yang mendirikan hunian di sisi selatan dan barat waduk, yakni di Kampung Taman Burung dan Kampung Garuda Mas, telah lebih dulu mengosongkan lahan. Mereka direlokasi ke sejumlah rusun, seperti Rusun Marunda, Buddha Tzu Chi, dan Pinus Elok.

Penataan waduk seluas 80 hektar itu dilaksanakan secara bertahap. Kini sekitar 10 hektar di sisi barat dan selatan telah bebas hunian. Menurut rencana, sisi ini akan ditanami 1.000 pohon, sekitar 4 hektar di antaranya akan dibangun instalasi pengolah limbah cair dan pengolah air laut menjadi air bersih.

Beberapa instansi pemerintah dan swasta menyumbang pohon atau sarana lain. Ada lebih dari 12 jenis pohon khas daerah pesisir yang ditanam di sekitar Waduk Pluit, antara lain pohon anggur laut, kalpataru/keben, trembesi, dan ficus daun kecil, dan jati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com