Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Di Jakarta, Gubernur dan Wagubnya Tak Terima Setoran

Kompas.com - 30/10/2013, 11:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta menyebut masyarakat Ibu Kota beruntung memiliki pemimpin yang tidak menerima titipan partai atau mendapat setoran dari pihak mana pun.

"Jadi, kita enggak perlu takut lapor lagi. Kalau dulu kan kita takut lapor ke siapa pun. Kalau di Jakarta, enggak perlu khawatir karena gubernur dan wagub-nya tidak pernah menerima setoran," kata Basuki.

Dia mengatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam Semiloka Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi Pemprov DKI Jakarta bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Badan Pengawasan Keuangan (BPK), di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Selain tidak pernah menerima setroran, Basuki juga mengklaim kalau ia bersama Jokowi tidak menerima titipan partai untuk menduduki sebuah jabatan tertentu, dan tidak menerima titipan untuk pelaksanaan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) DKI. Semua pihak, kata dia, harus melalui proses yang sama untuk dapat menduduki posisi tertentu.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengharapkan, pelaksanaan semiloka tersebut dapat menambah pengalaman, khususnya bagi para pegawai negeri sipil (PNS) DKI untuk melakukan pencegahan upaya penyalahgunaan anggaran. Menurut dia, pencegahan lebih penting.

Di samping itu, ia juga mengimbau kepada para PNS yang menghadiri semiloka agar tidak takut lagi menolak ajakan pihak tertentu untuk bermain-main dengan anggaran. Apabila ada oknum tertentu yang mengajak "bermain" dengan anggaran, maka ia mengimbau agar PNS DKI jangan takut untuk langsung melaporkan kepadanya atau Jokowi.

"Nanti kita lawan bersama. Sama juga saat proses pembuatan perda, kalau ada oknum cari setoran, lapor. Kalau ada kepala dinas memanggil kepala suku dinas untuk setoran, jangan takut lawan karena gubernur dan wagub Anda tidak minta setoran," kata Basuki.

Aksi setor-setoran, baik antar-pihak maupun antara eksekutif dan legislatif, tak ayal menjadi isu yang terus berkelanjutan di perpolitikan Indonesia, tak terkecuali di tubuh Pemprov DKI. Hal itu, kata dia, sudah membahayakan anggaran negara.

Basuki juga meminta para PNS dan pejabat DKI mengingat kembali sumpah jabatan yang telah diucapkan saat pelantikan. Dia tak menginginkan lagi ada anggaran siluman yang muncul kembali setelah disahkan oleh DPRD DKI. Sebab, saat merancang APBD DKI 2013, Basuki telah memangkas dan mencoret ribuan pos anggaran. Ia tak menyangka, sesudah disahkan, pos-pos anggaran yang telah dicoretnya muncul kembali.

Untuk mengantisipasi hal tersebut terulang kembali, pada 2014, Pemprov DKI berencana menerapkan e-budgeting. Pembahasan anggaran melalui password. Mereka yang dapat mengubah dan mengoreksi pos anggaran hanyalah pihak-pihak yang memiliki otoritas tertentu, seperti gubernur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com