Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik Akan Pertemukan Siswa Pelaku dan Saksi Video Mesum

Kompas.com - 11/11/2013, 15:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pekan ini, polisi akan mempertemukan secara bersama-sama dua siswa SMPN 4 Jakarta Pusat, pelaku adegan mesum di dalam ruang kelas mereka, yakni AE dan FP, dengan sepuluh siswa lainnya yang ikut menyaksikan adegan mesum tersebut.

"Dalam waktu dekat, hal itu akan kami lakukan. Ini untuk mengonfrontir secara langsung karena keterangan AE, siswa perempuan pelaku adegan, berbeda dan bertolak belakang dengan keterangan sepuluh siswa perempuan lain yang menyaksikan adegan itu," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (11/11/2013).

Bahkan, kata Rikwanto, keterangan AE dan keterangan FP, siswa laki-laki pelaku adegan mesum, juga ada yang berbeda.

"Karenanya, kita akan buatkan berita acara konfrontasi di antara mereka. Keterangan mereka yang berbeda akan dikonfrontasi langsung di hadapan penyidik," ujar Rikwanto.

Seperti diketahui, kata Rikwanto, AE, siswa perempuan pelaku adegan mesum, mengaku dirinya dipaksa melakukan perbuatan tak senonoh itu dengan FP karena diancam rekaman video mereka yang direkam sebelumnya akan disebarkan.

"Namun, keterangan AE ini berbeda dengan keterangan 10 siswa lainnya yang menyaksikan dan merekam adegan itu. Bahkan, keterangan AE dan FP juga berbeda," ujar Rikwanto.

Menurut Rikwanto, kesepuluh saksi siswa yang menyaksikan adegan itu berpendapat bahwa apa yang dilakukan AE dan FP adalah suka sama suka. Bahkan, katanya, FP juga membenarkan hal itu dan mengatakan kalau FP dan AE sudah pacaran sejak beberapa bulan.

"Karena banyak keterangan saksi apa yang mereka lakukan adalah suka-sama suka, konfrontasi langsung di depan penyidik akan dilakukan," tuturnya.

Dari sana, diharapkan dapat diputuskan apakah peristiwa ini bisa diproses hukum atau tidak.

Rikwanto menjelaskan, sebelumnya, pihaknya juga sudah memintai keterangan ayah AE selaku pelapor. "Orangtua AE melaporkan kalau anaknya dilecehkan secara seksual. Namun, keterangan saksi, mereka suka sama suka. Indikasinya, mereka sudah melakukan itu sebanyak tiga kali," kata Rikwanto.

Selain itu, kata Rikwanto, pihaknya juga sudah memeriksa pihak sekolah, di antaranya kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP. "Kami juga sudah periksa tiga orang penjaga sekolah," katanya.

Dari pemeriksaan itu, kata Rikwanto, pihaknya belum dapat menerapkan pasal pidana kepada pihak mana pun. Menurutnya, jika nanti ada pasal pidana yang akan diterapkan ke salah satu atau beberapa siswa SMP ini, ia memastikan proses hukum akan sesuai dengan UU Perlindungan Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com