Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Duren Sawit-Grogol Naik Transjakarta Sekarang Cuma 15 Menit

Kompas.com - 14/11/2013, 20:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama pihak kepolisian untuk tidak lagi memberikan toleransi kepada para penerobos jalur bus transjakarta.

Menurut Basuki, sterilisasi jalur bus transjakarta sudah mulai membuahkan hasil. "Sterilisasi jalur busway harus diperketat, tidak ada toleransi. Laporan seorang mahasiswa, dari Duren Sawit ke Grogol (Universitas Tarumanegara) sekarang cuma 15 menit lho, itu sisi menguntungkannya," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Pemprov DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya menerapkan denda tilang Rp 500.000 hingga Rp 1 juta bagi para penerobos jalur bus transjakarta. Selain sterilisasi, Basuki juga menjelaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah melihat berbagai penyebab kemacetan di Jakarta.

Menurut Basuki, Jokowi telah memiliki data titik-titik mana saja yang rawan genangan dan rawan banjir. Penyebab pertama adalah banyaknya sepeda motor yang berteduh di bawah jembatan maupun flyover.

Para pengendara yang berteduh itu, kata Basuki, harus dapat segera ditindak. Sebab, mereka berteduh hingga memakan badan jalan. Seharusnya para pengendara sudah menggunakan jas hujan saat mengetahui awan mendung.

Pengendara motor yang berteduh hingga memakan jalan dapat dilihat di bawah rel layang Gondangdia, flyover Palmerah, flyover Jatibaru, dan sebagainya. Penyebab kemacetan kedua adalah banyaknya sumpalan-sumpalan sampah di saluran air.

Sumpalan sampah, kabel, dan pipa itu menghambat aliran air. Penyebab kemacetan lainnya adalah tidak adanya petugas lalu lintas di persimpangan jalan. Intinya, menurut Basuki, jalanan di Jakarta sewajarnya hanya boleh padat dan merayap.

Tidak boleh sampai taraf berhenti. Akibat tidak adanya para petugas di lapangan, seperti Dishub DKI dan Satpol PP DKI, maka jalan akan semakin terkunci. "Orang Jakarta ini kan enggak mau ngalah semua. Kalau ngalah, kapan dapat jalan. Ini mesti ada petugas yang berani dan jaga karena lampu merah pun orang jalan terus," kata Basuki.

Petugas Dishub dan Satpol PP itu harus siap siaga ketika pagi, siang, hingga malam hari. Apabila hujan, mereka diimbau untuk juga menggunakan jas hujan. Jam-jam rawan seperti jam pulang kerja pada sore hari yang harus menjadi perhatian para petugas Dishub DKI dan Satpol PP DKI.

"Kalau sudah tengah malam, enggak perlu dijaga banyak lagi karena sudah kosong juga jalanannya," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com