JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa masalah banjir masih menjadi ancaman bagi Jakarta dalam beberapa tahun ke depan. Ia mengatakan, penanganan masalah banjir di Jakarta memerlukan waktu bertahun-tahun.
"Kita butuh paling cepat tujuh tahun untuk mengatasi banjir," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Ia mengatakan, apabila normalisasi sungai dan waduk dapat terselesaikan hingga lima tahun, titik banjir di Jakarta akan semakin berkurang. Menurut dia, salah satu penyebab sulitnya DKI melakukan normalisasi sungai dan waduk ialah karena masih harus berurusan dengan warga yang berada di bantaran sungai dan waduk. Sementara, DKI pun memiliki keterbatasan dalam ketersediaan rumah susun (rusun), sedangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan penggusuran disertai lokasi relokasi.
"Kunci utamanya terletak di pembangunan rumah susun karena Pak Gubernur tidak ingin menggusur tanpa menempatkan," kata Basuki.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta telah menyiapkan 10 langkah jangka pendek mengantisipasi banjir Jakarta. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengharapkan, kesepuluh langkah ini dapat rampung pada akhir tahun ini.
Langkah-langkah itu meliputi pembentukan satuan petugas (satgas) banjir dan jalan rusak di 42 kecamatan dan suku dinas (sudin). Satgas ini akan langsung bertindak memperbaiki jalan rusak akibat banjir atau genangan air. Langkah lain adalah menangani 200 titik genangan di beberapa wilayah Jakarta, mengeruk 160 saluran penghubung dari total saluran penghubung sejumlah 884 saluran, serta 18 submakro.
Langkah selanjutnya adalah mengeruk 12 waduk, refungsi kali di 80 lokasi, perbaikan 73 pompa air pengendali banjir, dan perbaikan 62 pintu air. Langkah terakhir adalah dengan pemasangan kamera closed circuit television (CCTV) di 130 rumah pompa. Pemasangan CCTV ini dapat meningkatkan early system warning atau sistem peringatan dini kepada warga Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.