Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita PRT Dilecehkan dan Dianiaya hingga Buta

Kompas.com - 03/12/2013, 14:05 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sungguh tragis kisah yang dialami Siti Nur Amalah (18). Alih-alih mendapatkan banyak uang di Jakarta, Siti justru mengalami pelecehan seksual dan kekerasan dari majikannya.

Kisah pilu itu bermula ketika Siti menerima ajakan temannya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Dengan alasan ingin membantu keuangan keluarganya, Siti menyambut ajakan itu.

Setibanya di Ibu Kota, Siti diterima oleh agen penyalur pembantu milik Yayasan Eka Karya di daerah Mangga Besar. Awalnya ia mulai bekerja di Perumahan Green Garden, Jakarta Barat. Namun, baru beberapa hari bekerja, ia sudah tidak betah dan kabur kembali ke yayasan.

Pada 19 September 2012, Siti dibawa bekerja oleh sepasang suami-istri di Jalan Jatinegara Barat, RT 11 RW 03, Jatinegara, Jakarta Timur. Di sanalah awal petaka itu terjadi. Selama empat bulan bekerja, Siti kerap disiksa oleh majikannya, antara lain karena cucian tidak bersih. Ketika majikannya pergi, Siti akan dikurung di dalam kamar dan tidak diberi makan. Dia bahkan pernah tidak diberi makan selama tiga hari dan hanya diberi air putih untuk minum.

Di rumah tersebut, Siti tinggal bersama kedua majikannya dan tiga anak majikan, serta bapak dari majikan laki-laki. Hari demi hari dilaluinya dengan ancaman penyiksaan dari majikan. Tidak hanya itu, majikan laki-laki berinisial U dan ayah majikannya juga melecehkannya secara seksual.

Akibat perlakuan buruk itu, Siti mengalami trauma. Ia juga mengalami kebutaan permanen akibat benturan di kepalanya. Pada Desember 2013, ketika mengalami kebutaan total, Siti dipulangkan ke Yayasan Eka Karya dengan alasan sakit sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Siti mengatakan, majikannya berpesan agar tidak mengadukan masalah itu ke polisi.

Gaji Siti juga jauh di bawah UMR, yakni Rp. 750.000 per bulan. Itu pun masih dipotong untuk mencicil Rp 1 juta yang diberikan oleh majikannya untuk mengganti kerugian memecahkan piring.

Sampai di Yayasan Eka Surya, Siti harus menerima kenyataan bahwa uang yang diterimanya dipotong lagi sebesar Rp 800.000. Uang itu untuk biaya operasional mengembalikannya kepada keluarga di kampung.

Keluarga Siti kaget melihat kondisi tersebut. Mereka menemui mantan majikan dan yayasan yang memperkerjakan Siti. Namun, semuanya seakan lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab.

Pada 17 Juni 2013, keluarga Siti melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Timur. Sayangnya, sampai saat ini penanganan perkara tersebut seakan tidak menemui kejelasan. Direktur LBH Mawar Saron John Pattiwael menyayangkan kelambatan pengusutan masalah tersebut oleh polisi.

"Perkembangan penyidikan tidak pernah diberikan, bahkan hasil visum pun tidak diketahui oleh pelapor," kata John dalam jumpa pers di Kantor LBH Mawar Saron, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (3/12/2013).

Menurut John, selama setengah tahun belakangan ini, pelapor tidak mendapat kejelasan atas kasus tersebut. Ia meminta agar Polres Metro Jakarta Timur mempercepat penyelidikan masalah ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com