Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekesalan Warga Dilarang Jalan di Trotoar Depan Kedubes AS

Kompas.com - 06/12/2013, 13:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Banyak pejalan kaki mengeluh saat hendak berjalan di trotoar Jalan Merdeka Selatan, tepatnya di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat. Entah apa alasannya, petugas sekuriti melarang orang berjalan di trotoar, dan menyuruh berjalan di bahu jalan beraspal.

Muttya (24), salah satunya. Warga Pulomas, Jakarta Timur yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di bilangan medan merdeka itu mengeluh lantaran, saban hari, ia mesti berjalan kaki jadi satu bersama kendaraan bermotor, yakni di bahu jalanan.

"Sama sekuritinya enggak boleh lewat trotoar. Dibilangnya lewat di jalanan aspal saja. Dia enggak bisa jawab waktu saya tanya kenapa saya harus lewat jalanan aspal kalau ada trotoar," ujar Muttya kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2013) siang.

"Sebenarnya, itu trotoar di situ punya siapa sih," tanya Muttya.

Hal itu tak hanya terjadi pada dirinya saja, tapi juga pejalan kaki yang melintas di jalan tersebut. Diketahui, trotoar di sepanjang depan Kedubes AS dipagari separator batu Tak ada yang boleh melintas di trotoar itu kecuali orang yang berkepentingan saja.

Pengalaman serupa juga dialami Angkasa (26). Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jalan Kebon Sirih tersebut pernah menepi di samping kantor kedubes negeri Paman Sam itu, lantaran ingin menggunakan mantel hujan.

"Kan hujan, saya minggir sebentar buat pakai jas hujan di depan trotoarnya. Saya diusir, kata petugasnya jangan pakai jas hujan di sini, di tempat lain aja. Saya langsung marah, segitunya," ujarnya.

Muttya dan Angkasa mempertanyakan mengapa meski trotoar telah ada, namun tidak bisa digunakan oleh masyarakat umum. Keduanya berharap hak untuk pejalan kaki tak dikalahkan oleh kepentingan pihak manapun. Mereka juga berharap ada akses alternatif sehingga pejalan kaki tak harus melintas di bahu jalan.

Kompas.com belum mendapatkan konfirmasi apakah trotoar itu wewenang Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Pekerjaan Umum atau Kementerian Pekerjaan Umum. Masing-masing instansi belum bisa dimintai keterangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com