Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal AKAP Ditutup, Karyawan PO Bus Terancam Kehilangan Pekerjaan

Kompas.com - 02/01/2014, 18:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penutupan terminal bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengancam puluhan pekerja yang melayani tiket penumpang. Dengan ditutupnya terminal AKAP, kelanjutan pekerjaan mereka menjadi tidak pasti.

Adi (25), salah satu pegawai tiket sebuah PO bus, menjelaskan, tidak mungkin pegawai PO yang bekerja di terminal tersebut dipindahkan ke terminal lainnya. "Sekarang kalau kita misalnya mau pindah ke Pulogadung atau Rambutan, kan sudah ada orang di sana. Sudah ada pengurus sendiri-sendiri," kata Adi di Terminal Lebak Bulus, Kamis (2/1/2014).

Adi belum mendapat kabar mengenai nasibnya dari perusahaan PO bus yang mempekerjakannya. Adi berharap ada solusi dari pemerintah bagi pekerja setelah penutupan terminal menyusul pembangunan proyek MRT itu.

"Kami mendukung MRT, cuma dari MRT kami berharap paling tidak ada lahan pengganti terminal," ujarnya.

Kesehariannya, Adi mencari penumpang dengan tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Terminal Lebak Bulus. Dengan menjadi karyawan pencari penumpang, Adi mengatakan bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 2.000.000 per bulan. "Itu kita dapat dari komisi tiket," kata dia.

Seorang karyawan PO lainnya mengatakan hal senada. Ia berharap ada lahan pengganti untuk terminal baru di wilayah Jakarta Selatan. Terlebih lagi, kata dia, sebagian karyawan PO di loket tiket terminal tersebut sudah berkeluarga. Dengan penutupan terminal AKAP, ia mengaku bingung bagaimana dengan nasib mereka selanjutnya.

"Kalau tidak ada lahan lagi buat terminal di Jakarta Selatan jadi nganggur nih kita. Bingung larinya ke mana," ujar salah seorang pekerja.

Kepala Terminal Lebak Bulus Adjmain mengatakan, ada 80 PO bus yang beroperasi di terminal tersebut. Rata-rata, sebanyak 150 bus beroperasi melayani 1.000-1.200 penumpang luar kota per harinya. Bus AKAP di Lebak Bulus melayani trayek ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Riau, Merak, Lampung, Palembang, Padang, Riau, dan lainnya.

Pantauan Kompas.com, sejumlah spanduk dipasang di depan loket tiket bus. Isinya di antaranya berbunyi "Kowan Bisata Mendukung Pembangunan MRT Tapi Carikan Kami Lahan Pengganti Terminal Lebak Bulus" dan "Kami Menginginkan Dari Seluruh Elemen Pengguna Terminal Adanya Suatu Solusi Untuk Kehidupan Orang Banyak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com