Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti TV dan Kulkas Hanyut di Ciliwung

Kompas.com - 14/01/2014, 12:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pascabanjir, wajah aliran Sungai Ciliwung terlihat begitu kotor. Banyak sampah rumah tangga dan benda-benda lainnya hanyut menghiasi salah satu sungai besar di Ibu Kota itu.

Sampah yang tak terhitung jumlahnya ini mengapung terbawa arus Sungai Ciliwung. Dari beragam jenis sampah yang hanyut, ada yang memiliki nilai jual seperti botol air mineral, mainan anak-anak, sampai dengan barang elektronik yang hanyut terbawa banjir.

Hal ini tidak dilewatkan oleh tiga pemuda yang memanfaatkannya untuk mencari untung dari nilai ekonomis barang yang hanyut tersebut. Mereka adalah Ali (28), Iwa (28), dan Rian (28). Para pemuda yang memiliki pekerjaan asli sebagai penjaga toko itu mengambil sampah yang hanyut dengan bergelantungan di jembatan pipa yang berada di Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Kepada Kompas.com, Selasa (14/1/2014), Iwa menceritakan, kegiatan itu dilakukan sambil mengisi waktu libur kala banjir. Barang-barang yang dipungutnya itu kemudian dijualnya di Jembatan Hitam, Kampung Melayu. Di sana, dia akan menukar hasil memulungnya itu dengan rupiah.

"Kalau banjir ya ngambilin ini. Biasa dapat Rp 300.000 sampai Rp 400.000. Tapi yang sekarang belum dijual, masih dikumpulin," kata Iwa.

Iwa mengatakan, sejak banjir pada Senin kemarin dia sudah mengumpulkan empat karung hasil menjaring sampah di Sungai Ciliwung. Untuk hari ini, ia memprediksi dapat mengumpulkan delapan karung sampah yang hanyut.

"Tadi ngambilin botol air, mainan anak, sama kaleng buat dijual. Ada tabung gas juga," ujar Iwa.

Menurut Iwa, kegiatan itu sudah rutin dilakukan setiap kali banjir menerjang kawasan yang berbatasan dengan Kampung Pulo, Jakarta Timur, itu. Bahkan, teman-temannya, warga Bukit Duri, melakukan hal serupa. Mereka juga berani terjun ke Sungai Ciliwung apabila ada barang elektronik seperti televisi dan kulkas yang hanyut terbawa banjir.

"Kalaus udah lhiat barang itu, ya pasti pada ngejar terjun. Sudah bisa berenang semua. Pokoknya diakalin gimana," ujar Iwa.

Jika mendapatkan televisi yang hanyut, menurutnya, bisa dipakai kembali bila diservis. Sementara itu, barang lainnya dijual untuk menambah penghasilan.

Iwa mengaku tidak takut untuk menantang bahaya dengan terjun berenang. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

Iwa sebenarnya bekerja di salah satu toko yang berada di Pasar Balimester. Ia memperoleh penghasilan Rp 50.000 per hari. Namun, dengan tambahan dari hasil memulung itu, Iwa mengatakan bisa membiayai kehidupan sehari-hari. "Lumayan buat orangtua," ujar Iwa.

Pantauan Kompas.com, sampah yang hanyut pada banjir kali ini amat beragam. Ada kasur, bola, kursi, gabus, botol, mainan anak, dan banyak benda lainnya.

Sampah yang melewati wilayah Kampung Pulo dan Bukit Duri ini biasanya akan tertahan di Pintu Air Manggarai. Di sana, alat berat akan mengangkut sampah tersebut untuk dimuat pada truk dan dibawa ke Bantar Gebang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com