Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telantar di Rusun Komarudin karena Tak Punya Surat Pengantar

Kompas.com - 26/02/2014, 10:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Sentiong yang telantar di Rusun Komarudin, Jakarta Timur, ternyata tidak memiliki surat pengantar. Mereka berasal dari kelurahan yang belum masuk dalam daftar relokasi ke rusun tersebut.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, pihaknya hanya diminta menyediakan dua blok di Rusun Komarudin untuk warga Kelurahan Kebong Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Tiba-tiba ada warga yang berasal dari Kelurahan Sunter Agung. Berarti ini di luar skenario kita. Memang mereka berasal dari Kali Sentiong, tapi dari kelurahan yang berbeda. Sebetulnya, dua blok itu dibuat untuk warga dari Kemayoran, Jakarta Pusat," kata Jefyodya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/2/2014).

Di samping itu, kata Jefyodya, warga tersebut tidak memilliki surat pengantar dari Kelurahan Sunter Agung untuk menempati Rusun Komarudin. Hal ini berdasarkan pengecekan yang dilakukan petugasnya kepada warga yang belum mendapat hunian rusun itu.

"Tapi, saya coba usahakan mereka bisa masuk (rusun). Kita prioritaskan orang yang sudah ada di lapangan (di rusun). Memang ada kesalahan, orang ini main lempar (warga) saja," ujar Jefyodya.

Jefyodya menyatakan, dari 195 kepala keluarga (KK) warga Kebong Kosong yang direlokasi, 185 KK di antaranya sudah menempati rusun. Sisanya, 10 KK, belum datang untuk masuk rusun. Lantaran akan memasuki tempat warga yang telantar tersebut, ia menyatakan akan melakukan perubahan bagi sisa warga Kebong Kosong yang belum datang di rusun.

"Saya akan minta surat pengantar dari lurah Sunter Agung untuk mereka, tapi saya akan meminta surat dari lurah Kebon Kosong untuk persetujuan memasukkan mereka yang dari Sunter Agung. Nanti, warga dari Kebon Kosong yang belum masuk, mungkin akan dialihkan ke tempat lain," ujarnya.

Belasan warga Kali Sentiong telantar di selasar blok 5 Rusun Komarudin karena tidak mendapatkan tempat tinggal. Mereka mengaku para tetangga mereka yang direloksi bersamaan pada Kamis (20/2/2014) lalu sudah mendapatkan tempat. Warga tersebut masih bertahan di Rusun Komarudin untuk menunggu kepastian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com