Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bulan Ini Petugas Kebersihan Belum Terima Honor

Kompas.com - 14/03/2014, 19:23 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sudah tiga bulan ini beberapa petugas honorer di Dinas Kebersihan DKI Jakarta tidak menerima upah kerja. Menurut salah satu petugas honorer itu, Deni Chandra (26), selain dia ada empat petugas honorer lainnya belum mendapat gaji sejak Januari 2014.

“Kita semua belum dapat gaji dari Dinas Kebersihan sampai sekarang,” ujar Deni kepada Kompas.com, Jumat (14/3/2014).

Deni mulai bekerja sebagai petugas kebersihan sejak November 2013 lalu. Tugasnya adalah mengangkut sampah yang mengambang di Kali Betik, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Deni mengaku, pada dua bulan awal dia bekerja, upah Rp 70.000 diterimanya secara lancar.  Namun memasuki bulan ketiga atau tepatnya Januari 2014, upahnya mulai tersendat. Deni menanyakan kepada pengawasnya dari Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara.

Ketika itu dia mendapat jawaban, pencairan honor menunggu pencairan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) oleh DPRD DKI Jakarta.

Awalnya Deni menduga, begitu dana APBD disahkan DPRD, dia bisa menikmati uang hasil kerja kerasnya itu. "Katanya uang kita belum cair-cair juga, jadi sambil menunggu dana itu cair kita disuruh bikin rekening Bank DKI untuk mentransfer gaji," jelasnya.

Akhirnya pada akhir Januari 2014, Deni pun membuka rekening di bank milik Pemprov DKI tersebut. Namun hingga Maret ini, honornya belum juga diterimanya. Padahal dia berencana memberikan sebagian uang itu kepada orangtuanya.

Sementara itu Hafit (23), petugas kebersihan yang senasib dengan Deni, mengaku merasa keberatan soal pembuatan rekening Bank DKI sebagai media mentransfer gajinya. Ia mengaku kebingungan karena selama ini ia tidak terbiasa mengambil upah kerjanya melalui rekening di Bank.

"Biasanya dapat gaji tunai. Sekarang malah di mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), malah bingung saya," kata Hafit.

Selain membingungkan, mengambil uang melalui mesin ATM juga dinilai memberatkannya. Pasalnya, ia menduga mengambil uang di ATM mesti disisakan saldo sebesar Rp 50.000.

"Enakan dapat gaji tunai, bisa dapat uang semuanya. Kalau melalui rekening kan mesti disisakan saldonya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com