Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Ahok kepada Boediono

Kompas.com - 20/03/2014, 08:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bertemu Wakil Presiden Boediono pada Rabu (19/3/2014). Kesempatan itu dimanfaatkan Basuki untuk menyampaikan lambannya proses pendataan barang dan jasa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah atau LKPP.

"Saya keluhkan LKPP kita punya kesulitan. Kerja mereka jadinya lamban," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Sejumlah barang yang hendak dimasukkan ke dalam LKPP, lanjut pria yang akrab disapa Ahok itu, harus melalui proses verifikasi terlebih dahulu. Salah satu poin verifikasi, misalnya, jumlah biaya produksi barang. Hal itu, lanjut Ahok, menyebabkan pendataan barang menjadi lamban sehingga proses pengadaan juga lamban.

"Kenapa LKPP tidak mau gunakan harga jual si produsen pada pembelian ke perusahaan terbuka, kan ada faktur pajaknya tuh. Nah, itu saja harusnya yang dipakai jadi patokan," kata Ahok.

Dengan demikian, pendataan barang yang dilaksanakan LKPP itu berjalan cepat. Selanjutnya, LKPP tinggal melaksanakan evaluasi harga setiap tiga atau enam bulan agar harga barang tersebut tetap terpantau apakah sesuai dengan harga pasar atau tidak.

Ahok berharap keluhannya tersebut dapat ditindaklanjuti oleh Boediono. Hal ini mengingat APBD tahun 2014 telah selesai dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan diprediksi bisa diserap April.

LKPP adalah salah satu dari 28 Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Salah satu tugasnya yakni menyusun dan merumuskan strategi dan standar prosedur di bidang pengadaan barang atau jasa pemerintah, termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Peran LKPP di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta erat kaitannya dengan program Electronic Budgeting. Semua pengadaan barang harus melalui e-budgeting, di mana barang-barang yang tersedia telah diverifikasi terlebih dahulu oleh LKPP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com