Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Kampung Deret Tak Cair, Warga Khawatir Pembangunan Macet

Kompas.com - 11/04/2014, 17:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa warga penerima program kampung deret di RW 015 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, belum menerima pembayaran tahap III yang seharusnya mereka terima bulan lalu. Akibat hal itu, pembangunan rumah mereka terancam molor.

Seorang warga di RW 15, S (58), mengungkapkan, dia dan beberapa warga setempat belum menerima pembayaran tahap III tersebut. Jumlah total dana yang belum turun mencapai belasan juta rupiah. Padahal menurutnya, warga lainnya sudah menerima pembayaran untuk tahapan yang sama sejak satu bulan lalu.

"Kebanyakan warga sudah menerima sejak satu bulan lalu. Saya belum keluar tahap III sebanyak 20 persen," kata S, saat ditemui di kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (11/4/2014).

Menurut S, dana program kampung deret yang belum diterimanya pada tahapan tersebut kurang lebih Rp 11.000.000. Dia sudah mencoba menanyakannya kepada sejumlah pihak, namun dia hanya diminta bersabar. "Sekarang ini boro-boro mau bangun rumah," ujar S.

Hal senada diungkapkan BK, warga RW 15 lainnya. Dia sudah mempertanyakan ke kelurahan setempat. Namun, pihak kelurahan menyatakan bahwa masalah dana program kampung deret menjadi kewenangan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta. BK belum menerima pembayaran tahap ke III sebesar Rp 11.750.000.

"Pembayaran uang kampung deret jadi macet hampir satu bulan ini. Ada 30 orang yang belum juga terima pembayaran ketiga. Orang kelurahan cuma bilang, kewenangan pencairan ada di Dinas Perumahan," ujar BK saat dihubungi Kompas.com.

Masalah itu menurutnya meresahkan warga yang belum menerima pembayaran tahap III tersebut. "Ini jadi meresahkan karena ada warga yang bangunannya belum jadi, tapi diberi pembayaran ketiga. Sementara kami yang sudah siap melanjutkan pembangunan, malah sudah satu bulan belum diberi," pungkasnya.

Selain kasus macetnya pembayaran dana program kampung deret bagi warga setempat, sebelumnya, di permukiman tersebut terjadi masalah pemungutan tip oleh pihak konsultan kepada warga setempat.

Jumlah tip yang dipungut oleh konsultan Rp 1.080.000 kepada beberapa warga. Besaran tip itu mencapai 2 persen dari uang renovasi rumah yang diterima. Warga yang takut dana renovasi itu tidak cair biasanya memberikan uang tip itu, meskipun ada juga yang menolak memberi uang tip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com