Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa JIS Angkat Bicara

Kompas.com - 29/04/2014, 07:00 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali murid sekolah internasional JIS di Jakarta Selatan, menyatakan mendukung pihak-pihak berwenang untuk menuntaskan kasus kekerasan seksual yang dialami M dan AK, dua siswa TK JIS. Meski demikian, para orangtua ini menyatakan tak akan memindahkan anak-anaknya dari JIS ke sekolah lain.

"Kami memohon pada KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia, red) untuk terus bekerja menegakkan hukum, (mendukung pula) seluruh pejabat pemerintah yang terkait dalam usahanya melindungi anak-anak Indonesia," ujar Lestari salah satu orangtua siswa JIS di Gedung KPAI, Jakarta, Senin (28/4/2014).

Lestari mengatakan para orangtua murid telah bekerja sama di antara mereka maupun dengan dewan sekolah, pengelola, maupun para guru untuk meningkatkan keamanan bagi para siswa. "Kami percaya sekolah komunikasikan untuk menanggulangi insiden ini," katanya.

Sebagai orangtua, ujar Lestari, dia dan para orangtua siswa lainnya ingin para pelaku kejahatan di TK JIS mendapatkan hukuman seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku. KPAI diminta terus bergerak dengan penegak hukum untuk memberikan perlindungan terhadap anak Indonesia.

Mereka mengakui kasus JIS membuat anak lain yang bersekolah di JIS sedih, kaget, dan aneh dengan kejadian kekerasan tersebut. "Ada sesuatu aneh, mereka shock, itu adik kita," kata Lestari orangtua siswa SD JIS.

Beberapa perwakilan orangtua mengatakan percaya dengan komitmen JIS untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak mereka. Menurut mereka, anak-anak tidak mau dipindahkan dari JIS. "Anak saya tidak mau dipindahkan. Saya ke luar negeri, dia (anak saya) ingin balik ke Indonesia untuk sekolah," ujar salah seorang wali murid lain, Nurhayati.

Menurut Maurrin, seorang wali murid lain mengatakan hal senada. Kejadian kekerasan seksual tersebut, dia tak berencana memindahkan anaknya dari JIS ke sekolah lain. Menurut mereka, JIS sebenarnya punya standar moral spiritual dan nasionalisme yang membuat mutu pendidikan JIS sebagai salah satu yang terbaik untuk anak mereka.

Meski demikian, para orangtua siswa JIS ini pun mengakui bahwa anak-anak mereka sekarang kerap mendapatkan bully dari teman-teman sebaya yang tak bersekolah di JIS. Karenanya, mereka meminta pihak-pihak yang selama ini memberitakan soal anak-anak yang bersekolah di JIS untuk tak melanjutkan hal itu. Para orangtua merasa terganggu dengan hal tersebut dan menurut mereka proses belajar bagi anak-anak di JIS pun terhambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com