Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindah ke Rusun, Warga Kali Sentiong Rasakan Harga Barang Mahal

Kompas.com - 29/04/2014, 16:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Beberapa bulan setelah direlokasi dari wilayah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, warga Kali Sentiong merasakan perbedaan dalam suasana kehidupan di tempat tinggal baru mereka di Rusun Komarudin, Cakung, Jakarta Timur.

Perbedaan yang paling terasa yakni soal biaya hidup untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah pindah ke rusun, warga merasa harga kebutuhan pokok kini jauh lebih mahal.

Seorang warga di Blok E Rusun Komarudin, Lianti (30), mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rusun, kini ia berbelanja dengan terbatas, berbeda ketika dia tinggal di wilayah Kemayoran.

"Di sini memang apa-apa mahal. Lauk-pauk dan sayur-mayur itu harganya mahal. Berbeda kalau dibandingkan dengan di Kemayoran. Di sana lebih murah," kata Lianti saat berbincang dengan Kompas.com di Rusun Komarudin, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (29/4/2014).

Ibu dua anak ini mencontohkan, dulu di Kemayoran, uang Rp 50.000 sudah dapat dibagi untuk transportasi dan jajan anak, serta membeli gas, beras, lauk-pauk dan sayuran. Namun, semenjak tinggal di rusun sekitar dua bulan, ia harus mengirit dengan membeli makan seadanya.

"Ibaratnya, kalau di sana lima puluh ribu sudah bisa sama makan ayam atau makan ikan. Di sana itu murah. Kalau di sini, ya kalau mau boros, Rp 100.000 baru makan daging," ujar Lianti.

Apalagi, uang belanja dari suaminya tidak bertambah. Oleh karenanya, ia berharap bisa disediakan tempat berjualan kebutuhan pokok yang murah di lingkungan sekitar rusun. Sebab, lanjut dia, selama ini warga lainnya berbelanja di pasar di luar rusun yang harganya mahal.

Hal senada diungkapkan Ani (52), warga Kali Sentiong lainnya. "Memang biaya hidup di sini itu mahal. Apalagi suami saya cuma ngojek di sini, penghasilannya tidak menentu," ujar Ani.

Paling sedikit, kata dia, suaminya pernah hanya mendapat uang Rp 7.000 dari mengojek. Paling banyak, hasil mengojek suaminya sehari Rp 150.000.

Meski besaran penghasilan ini tak jauh berbeda dengan di Kemayoran, Ani mengaku biaya hidup keluarganya tidak seberat di rusun. "Kalau di Kemayoran itu murah, soalnya saya bisa belanja di Pasar Inpres," kata dia.

Ani memang tidak bekerja. Dia hanya mengandalkan penghasilan suaminya untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. Sementara di rusun, dia tinggal bertiga, bersama seorang anak laki-laki dan suaminya.

"Anak saya laki yang kedua sudah kerja, enggak di sini. Kalau yang pertama perempuan sudah ikut suaminya," terang Ani.

Meski demikian, kedua warga ini merasa nyaman tinggal di rusun. Sebab, banjir bukan lagi momok yang menjadi ancaman bagi mereka.

"Kalau dulu di Kali Sentiong hampir setiap hari hujan atau kali meluap banjir. Untuk di sini alhamdulillah nyaman," ujar Ani.

Pemprov DKI sebelumnya memindahkan sekitar 200 kepala keluarga dari Kali Sentiong di Rusun Komarudin. Mereka merupakan warga yang terkena program normalisasi pada kali tersebut.

Warga yang dipindahkan dapat menempati rusun dengan biaya gratis selama enam bulan. Setelah itu, mereka akan dibebani biaya sewa berbeda tergantung pada lantai berapa mereka mendapatkan unit rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com