Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Korupsi di Proyek Sudin Pertanian dan Kehutanan Jaktim

Kompas.com - 30/05/2014, 17:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah kasus korupsi pembangunan hutan kota Ujung Menteng di kawasan Cakung, Kejaksaan Negeri, Jakarta Timur, kembali mengungkap kasus korupsi pembangunan "sawah abadi" dalam proyek dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur.

"Kami kembali menetapkan tersangka tetapi untuk proyek yang berbeda. Kalau kemarin untuk proyek hutan kota, saat ini untuk proyek sawah abadi," kata Kepala Seksi Pidana Khusus Silvia Desty Rosalina, kepada wartawan, di kantor Kejari Jaktim, Jumat (30/5/2014).

Tersangka yang ditetapkan, lanjut Silvia, berjumlah dua orang. "Dari sawah abadi ini kami tetapkan dua tersangka sementara ini, inisial pertama J dan kedua ASA," ujar Silvia.

Mereka merupakan pelaksana proyek dari dua kegiatan pembangunan sawah abadi yang berlokasi di kawasan Cakung tersebut. "Ini ada untuk dua proyek. Kalau proyek pertama untuk pembukaan lahannya. Kemudian kedua, untuk pembangunan fasilitas atau sarana dan prasarananya," ujar Silvia.

Pada kegiatan pertama, dari nilai proyek Rp 3,15 miliar, negara dirugikan Rp 900 juta. Kemudian pada kegiatan kedua, dari nilai proyek Rp 3,6 miliar, negara dirugikan Rp 500 juta. Lebih lanjut, dirinya menyatakan, modus operandinya yakni kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan spesifikasi dan perjanjian kontraknya.  

Kepala Seksi Intel Kejari Jaktim Asep Sontani menyebutkan telah memeriksa beberapa orang saksi atas kasus ini. "Untuk pembangunan sawah abadi kami periksa enam orang," ujar Asep. Pihaknya masih mendalami dugaan adanya keterlibatan tersangka lain dalam kasus ini.

Adapun keduanya dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 3 juncto Pasal 55 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Keduanya diancam pidana maksimal 20 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Menyerahkan Diri ke Polisi

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com