Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertangkap di Stasiun, Pencopet Dikalungi Tulisan "Saya Copet"

Kompas.com - 04/07/2014, 10:10 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku pencopetan di seluruh stasiun akan mendapat hukuman dari petugas stasiun dengan cara berdiri di peron dan dikalungi tulisan "saya copet".

Menurut Kepala Humas Daerah Operasional (Daop) I, Agus Komarudin, hukuman itu telah disepakati bersama oleh PT KAI sejak setahun lalu.

"Mereka itu ada yang berulang kali melakukan, tidak hanya satu atau dua kali saja tertangkap petugas. Pencopet harus dibuat malu biar penumpang tahu," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (4/7/2014).

Agus mengatakan, pencopet yang berkeliaran di stasiun seolah sudah ahli. Sebab, pencopet bukan melakukan tindakan kriminal tersebut sekali namun berulang kali. Hanya saja terkadang tidak ada pelaporan dari penumpang yang kecopetan.

Hukuman ini, kata Agus, sebagai informasi kepada pengguna jasa kereta bahwa harus berhati-hati dengan barang bawaan. Selain itu, Agus berharap hukuman ini dapat membuat pencopet malu atas perbuatannya.

"Sosialisasi yang gini loh muka orang yang suka nyopet. Biar penumpang kenal pelaku jadi bisa antisipasii juga. Kita permalukan si pencopet. Ini biar jadi efek jera, kapok," kata Agus.

Agus menuturkan, pencopet dihukum berdiri di atas peron dan dikalungi kertas bertuliskan "saya copet". Pencopet, kata Agus, tidak hanya berdiri di satu peron saja, tapi berpindah dari peron satu ke peron lain.

Pelaku, lanjut Agus, akan berdiri sekitar 20-30 menit di satu peron. Lalu, sambil diawasi petugas stasiun, pelaku akan pindah ke peron lain.

Agus mengungkapkan, tidak menghukum secara berat tehadap pelaku karena proses hukum bukan dilakukan pihak stasiun. Pelaku hanya dihukum berpindah dan mengelilingi peron agar semua penumpang tahu.

"Ya tidak seharian penuh. Mungkin 2 jam totalnya. Di peron misalnya ujung get in-get out bisa 20-30 menit terus jalan ke ujung peron lainnya yang banyak penumpang," tambahnya.

Menurut Agus, pencopetan kerap terjadi di Stasiun Manggarai. Pernah juga, lanjutnya, terjadi di Stasiun Jakarta Kota. Agus pun menyatakan, umumnya pencopet ada di stasiun besar yang padat penumpang. 

Agus juga menyatakan, hukuman serupa berlaku di semua stasiun. Apabila pelaku sudah dihukum petugas stasiun, pelaku langsung diserahkan ke kepolisian setempat. Untuk sanksi hukum lainnya, kata Agus, tergantung pada pihak kepolisan yang menangani pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com