"Sebagai politisi, pas kampanye, kami berpikir untuk apa membangun jalan, tapi transportasinya berantakan? Setelah mendapat kajiannya, pembangunan infrastruktur ini justru akan memaksa orang Jakarta pindah ke transportasi massal," kata Basuki, di Kementerian PU, Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Pemprov DKI menyetujui megaproyek senilai Rp 42 triliun itu karena tersedia ruas khusus untuk transportasi massal. Nantinya, kata Basuki, tiga koridor layang transjakarta akan melintasi enam ruas tol dalam kota itu. Ia menjamin, tiap harinya, Jakarta bakal bertambah macet sebab jumlah kendaraan yang selalu bertambah tidak diiringi dengan penambahan rasio jalan Ibu Kota.
Rasio jalan Jakarta, kata dia, baru mencapai 6 persen. Padahal idealnya, rasio jalan di kota besar mencapai 12 persen dari luas daerahnya.
Proyek ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun. Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun, dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas 6 tol dalam kota 69,77 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.