Anthony Ladjar, salah satu inisiator Koalisi Pejalan Kaki, menceritakan awal mula kelompok tersebut terbentuk. Aktivis lingkungan hidup ini mengaku terusik dengan pertanyaan putrinya yang baru berusia enam tahun saat dia mengajak kedua anaknya berwisata ke Museum Fatahillah pada Juli 2011.
“Pa, kenapa motor boleh lewat situ. Kan harusnya untuk jalan kaki?” kenang Anthony meniru gaya bicara putrinya saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2014).
Pertanyaan itu terus mengusik pikiran dan hati suami Susi Ladjar ini. “Apa yang bisa mereka pahami di sekolah, kenyataannya berkata sebaliknya,” sambungnya.
Anthony Ladjar kemudian mengajak sesama teman pengguna KRL (KRLMania) seperti Deddy Herlambang, Alfred Sitorus, dan beberapa kawan lainnya untuk membentuk Koalisi Pejalan Kaki. Pembentukan ini berangkat dari keprihatinan akan hak-hak para pejalan kaki yang terabaikan. Hal ini mulai dari minimnya trotoar hingga penyalahgunaan trotoar sehingga hak pejalan kaki tersisih.
Sebagai organisasi sosial, Koalisi Pejalan Kaki memiliki misi untuk memperjuangkan jalur pejalan kaki yang layak, aman, nyaman, dan tertib. Mereka juga meminta zona penyeberangan yang aman dan terlindungi.
Aksi pertama mereka yakni memblokir trotoar seberang BNI Kota bagi pengendara motor nakal yang sering melintas di trotoar bila sedang macet. Bahkan aksi kita ini didukung oleh pedagang sekitar dan juga pengelola museum Fatahillah.
Setelah aksi tersebut, KoPK masih terus melakukan aksi serupa setiap Jumat sore. Lokasi aksi berbeda setiap minggunya, mulai dari Jalan Thamrin, kawasan Sabang, Kebon Sirih, dan Gajah Mada.
Dalam aksinya, mereka kerap berhadapan dengan pengendara motor nakal yang seenaknya menggunakan trotoar. Walaupun aksi ini berbahaya, mereka terus menjalaninya dengan berani. Terkadang mereka juga harus berdebat dengan padagang kaki lima atau ojek yang parkir sembanrangan di trotoar. Kendati demikian, mereka tidak pernah sampai adu jotos.
“Tahun 2013, kami deklarasikan pada 22 Januari sebagai Hari Pejalan kaki, didukung juga oleh Komunitas Road Safety Association,” ujar Anthony lagi.
Saat ini komunitas ini telah menyebar ke kota Medan, Yogyakarta, dan Bogor dengan ratusan anggota. Mereka masih terus melakukan aksi jalanan satu bulan sekali di hari Jumat. Mereka juga terus mengkampanyekan area pedestrian atau trotoar dan penyebernagan yang layak dan aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.