"Iya, kami akan laporkan dugaan korupsi tersebut ke KPK. Kami baru laporkan sekarang karena Pak Akbar (Kadishub DKI saat ini) sudah membuka harga riil bajaj biru sebenarnya yang hanya Rp 24 juta di India. Jadi kami punya standing dan data konkret dugaan mark-up pengadaan bajaj 2013," kata Tigor kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Menurut Tigor, lelang pengadaan bajaj pada kala itu dimenangkan oleh koperasi-koperasi yang berada "di bawah" naungan Udar. Tigor belum mau menyebutkan koperasi-koperasi mana saja yang akan ia lampirkan dalam laporannya ke KPK. Sebab, ia mengaku masih menyusun laporan tersebut.
Namun yang pasti, kata Tigor, koperasi-koperasi tersebut merupakan koperasi yang ia tuding telah melalukan kongkalikong dengan Pristono terkait dengan mark-up harga bajaj. Tigor pun mempertanyakan legalitas koperasi-koperasi tersebut yang ia tuding tidak memiliki pool untuk menampung bajaj-bajaj anggotanya.
"Koperasinya kan katanya harus punya manajemen bisnis, bajajnya harus di pool yang dilengkapi dengan adanya bengkel resmi. Tetapi kenyataannya, bajajnya dibawa perorangan dan bengkelnya sendiri-sendiri. Kalau seperti ini praktiknya ya sama saja dengan yang lama, semuanya ngurus sendiri dan pool-nya sendiri-sendiri di pinggir jalan," papar mantan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.