Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Jakarta Bebas Polusi

Kompas.com - 27/10/2014, 16:57 WIB
KOMPAS.com - Wajah Filly (26) ceria. Meskipun lelah membayang usai menyelesaikan lari maraton 42 kilometer, dia tetap gembira. Karyawan swasta di kawasan Jalan Gatot Subroto ini merupakan salah satu peserta Jakarta Marathon 2014 yang diawali dan diakhiri di kawasan Monas.

”Capek sih. Apalagi ini baru pertama kali saya ikut lari maraton. Biasanya 10 km. Tapi tetap saja asyik. Kapan lagi bisa lari di tengah Jakarta,” ujar Filly yang memperlihatkan medali tanda merampungkan lari maraton ini.

Sehari-harinya, Filly akrab dengan kemacetan Jakarta. Tapi, saat lari digelar, dia bisa menikmati pusat kota Jakarta dengan polusi yang minimal. Kegiatan ini menjadi sesuatu yang menyegarkannya di tengah kesumpekan Jakarta.

”Kalau hari Minggu, saya sering lari juga di Sudirman-Thamrin saat acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Sekarang lebih asyik lagi karena lokasinya lebih luas,” katanya.

Sayangnya, peserta ditarik biaya yang agak mahal. Filly mengatakan, dirinya mengeluarkan hampir Rp 600.000 untuk ikut acara ini. Padahal, menurut Filly, banyak orang yang tertarik ikut acara serupa, tetapi tidak kuat membayar tiket ikut acara ini.

”Moga-moga, acara serupa lebih banyak lagi, tetapi dengan biaya yang terjangkau sehingga lebih banyak orang bisa ikutan,” katanya.

Kesenangan berlari di tengah Jakarta yang bebas polusi juga dirasakan Tata (31). Perempuan yang bekerja di kawasan Salemba ini bergegas berangkat dari rumah pukul 03.00 menuju Monas demi mengikuti acara ini.

Berlari sejauh 42 kilometer merupakan pengalaman baru bagi Tata. Biasanya, dia lebih senang berlari di alam. Sebab, pemandangan selama berlari lebih bervariasi serta udaranya menyegarkan. Namun, kali ini Tata ikut lari di tengah kota Jakarta karena ingin merasakan segarnya udara di tengah kota.

”Ya, pemandangan sepanjang perjalanan tidak semenarik kalau kita lari di alam. Tadi saya lihat-lihat gedung-gedung yang ada di sepanjang jalan,” katanya.

Namun, hal lain yang menyemangatinya adalah adanya orang-orang yang berdiri dan menyemangati para pelari di sepanjang jalur lari. ”Sebagian memang sukarelawan yang dikerahkan untuk menyemangati para pelari. Tetapi, ada juga warga yang rela bangun pagi untuk melihat kami berlari. Ini yang membuat kami tersenyum dan kembali bersemangat,” katanya.

Sama seperti Filly, Tata juga kerap memanfaatkan pagi yang minim polusi di tengah kota untuk berolahraga saban Minggu pagi. ”Sering kali lari langsung dari rumah di Duren Tiga ke lokasi HBKB. Kadang juga bawa kendaraan ke Monas dan mulai lari di sini saja,” ujar Tata yang kerap menggunakan bus transjakarta dan KRL untuk mengakomodasi perjalanan kerja.

Jakarta yang bebas polusi di hari Minggu juga dinikmati Zainal (35). Pria yang baru 7 bulan hijrah dari Sulawesi Selatan untuk bekerja di Jakarta ini saban Minggu berolahraga di Monas dan sekitarnya saat HBKB.

”Yang saya cari adalah kesenangan saat menikmati Jakarta yang bebas kendaraan. Ini jadi hiburan buat saya,” ujar pria yang merampungkan lari 10 km kemarin.

Dia mengatakan, olahraga merupakan bagian dari kegiatan pelepas penat setelah beraktivitas sepekan. Belum lagi kemacetan harus dihadapi sebagian besar warga.

”Sejak di Jakarta, macet sudah sering saya alami setiap hari,” kata Zainal yang berkantor di Jalan Gatot Subroto itu. Dia juga berharap, Pemprov mau menambah kegiatan bagi publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com