Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irama Klakson di Margonda Setiap Hari

Kompas.com - 29/10/2014, 11:31 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Tiiin... tiiin... tiiin. Bunyi klakson dari mobil, angkot, dan sepeda motor terdengar bersahut-sahutan.

Suasana seperti itu terjadi hampir setiap pagi, antara pukul 08.00-10.00 WIB, di Jalan Margonda, tepatnya di daerah sekitar kampus Universitas Gunadarma (UG).

Pagi ini, Rabu (29/10/2014), ada enam angkot yang ngetem secara bersamaan di depan jalan masuk kampus UG. Angkot-angkot ini dari berbagai jurusan, tetapi kebanyakan angkot biru D11 jurusan Terminal Depok-Palsigunung.

Satu angkot berjalan, satu angkot datang untuk ngetem. Silih berganti ngetem hingga tanpa sadar separuh Jalan Margonda lajur arah Jakarta terpakai oleh angkot-angkot itu. Akibatnya, kemacetan pun tak terelakkan.

Kemacetan mulai terjadi dari seberang depan Toko Buku Gramedia. Setelah melewati jalan depan Kampus UG, lalu lintas kembali lancar.

Kelakuan angkot-angkot yang mengetem inilah yang mengundang kekesalan pengguna jalan lainnya. Mereka pun mengungkapkannya dengan membunyikan klakson.

"Tiap hari begini ini. Pasrah. Angkot bandel mau diapain lagi," kata Pradani, salah seorang pengendara motor.

Pradani pun tak bisa menahan keinginannya untuk tidak membunyikan klakson. Akan tetapi, para sopir angkot yang mengetem itu pun tak mau kalah. Mereka juga turut membunyikan klakson.

"Saya ini juga nunggu angkot yang di depan itu jalan. Harusnya mereka ngertilah. Kita ini kan cari penumpang buat makan," kata Hadi, sopir D11 yang mengaku baru mengetem selama 5 menit.

Selain membuat macet, ada angkot yang ngetem tepat di atas zebra cross yang ada di kawasan itu. Hal ini juga membuat kesal pejalan kaki.

"Orang mau jalan susah. Mau nyeberang juga susah. Harusnya tiap hari ada polisi yang jaga lalu lintas sini. Biar nggak kayak gini. Rawan ketabrak," kata Arindi, warga Jalan Kapuk yang sehari-hari melintasi kawasan itu menuju Stasiun Pondok Cina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com