Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Beri Kebebasan Sekolah Jalankan Kurikulum

Kompas.com - 08/12/2014, 14:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi kebebasan kepada pihak sekolah untuk menjalankan kurikulum, baik itu Kurikulum 2006 maupun 2013. Sehingga, ia mengimbau kepala sekolah maupun guru untuk tidak khawatir atas kebijakan Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan untuk menghentikan kurikulum 2013.

"Kalau sekolah dan guru siap menerapkan Kurikulum 2013, ya silahkan gunakan kurikulum itu. Kalau sekolah tidak siap, ya silahkan kembali ke Kurikulum 2006," kata Basuki, di Balaikota, Senin (8/12/2014). [Baca: Ahok: Kurikulum 2013 Enggak Siap, Kenapa Dipaksain?]

Menurut Basuki, tidak ada yang salah dari penerapan Kurikulum 2013. Hanya saja, ada beberapa sekolah yang tidak siap menerapkan kurikulum tersebut. Sehingga guru dan peserta didik sulit menerima materi dalam Kurikulum 2013.

Ia pun telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun memetakan sekolah mana saja yang menerapkan Kurikulum 2006 dan 2013.

"Toh (Kurikulum 2013) itu memang juga bagus. Menteri pendidikan kan menghentikan Kurikulum 2013 bukan karena tidak bagus, mungkin banyak yang tidak siap. Untuk sekolah Jakarta ya diatur saja, mau pakai kurikulum yang mana," kata Basuki.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun menyarankan agar dalam penyusunan kurikulum subjek utama yang harus diperhatikan adalah peserta didik karena hal ini menentukan bangsa ke depan dalam hal kemandirian. Terkait dengan sumber daya manusia (pendidik), mantan kepala biro organisasi tata laksana itu mengatakan, kelebihan pendidik bisa dialihkan.

Misalnya, guru kimia mengajar IPA, tinggal dilatih menyesuaikan. Juga kalau ada kelebihan dijadikan ke tenaga administrasi pendidikan. "Jangan jadikan itu kekhawatiran," kata Lasro.

Langkah selanjutnya, kata lasro, kurikulum perlu diuji coba dan tidak boleh asal dibuat.  Pemerintah selanjutnya tidak melakukan perubahan pada masa transisi. Selanjutnya dan yang penting adalah menyiapkan tenaga pendidik yang benar paham mengenai perubahan.

Karena, menurut dia, pendidik adalah ujung tombak bagi pendidikan anak bangsa. "Setelah diperbaiki dan evaluasi, mungkin namanya akan jadi Kurikulum 2013 yang disempurnakan, seperti ejaan yang disempurnakan, saya kira enggak perlu lama, enam bulan evaluasi cukup, mendikbud kan punya banyak orang pintar, nanti jangan lupa uji kesiapan," kata Lasro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com