Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Monas Rayu Satpam, dari Pujian Ganteng hingga Hadiahi Ciuman

Kompas.com - 01/01/2015, 09:35 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Macam-macam polah para pedagang kaki lima yang berjualan di depan gerbang Monumen Nasional dalam merayu satpam agar diijinkan masuk dan berjualan di kawasan Monas, Kamis (1/1/2015).

Dengan dibatasi pagar, Sulastri dan kawan-kawannya mencoba merayu Toni, satpam Monas yang berdiri di balik pagar yang tertutup. Dari luar pagar, mereka ada yang jongkok dan berdiri sambil dikelilingi barang dagangan mereka.

"Pak, ayolah pak. Jangan halang-halangi rejeki orang," ujar Sulastri dengan wajah memelas sambil kedua tangannya memegang pagar. "Bu, rejeki itu udah diatur sama Allah. Ibu ga usah takut. Lagian semalem tahun baru udah banyak kan pendapatannya," ujar Toni sambil tersenyum.

Sulastri dan lima kawannya pun kembali merajuk pada Toni agar bisa diijinkan masuk. Jutaan rayuan pun diluncurkan untuk membuat Toni luluh. "Bapak ganteng deh. Boleh masuk dong pak. Kita mau jualan," ujar kawan Sulastri yang lain.

Toni dan satpam lain yang juga berada di lokasi tertawa-tawa mendengar rayuan PKL kepada mereka. Para PKL pun juga sesekali tertawa. Tiba-tiba Sulastri menujuk ke arah kawasan Monas. Ternyata disana ada seorang PKL yang lolos masuk ke dalam Monas.

Sulastri dan kawan-kawan pun langsung menyatakan iri kepada PKL tersebut karena diperbolehkan masuk. Sementara itu, Toni langsung melihat PKL yang ditunjuk Sulastri. Dia pun menepuk jidatnya. Tidak habis pikir bagaimana PKL itu bisa masuk. Toni pun berkata bahwa PKL tersebut masuk lewat pintu lain. "Nanti pasti dirazia lagi dia bu," ujar Toni. "Nanti kalau ada razia kita langsung kabur deh pak," jawab Sulastri.

Para satpam di Monas tetap saja tidak termakan bujuk rayu Sulastri dan kawan-kawan. Dengan sabar, mereka meladeni para PKL yang memaksa masuk Monas. "Walah pak.. Kita cium satu-satu deh bapak satpamnya," ujar salah seorang PKL yang juga kawan Sulastri.

Toni dan satpam lain kembali tertawa. Beberapa diantara mereka geleng-geleng kepala melihat tingkah laku para PKL itu. "Mohon maaf bu. Tapi ini sudah peraturan tidak boleh berjualan di kawasan Monas," ujar Toni.

Kecewa, Sulastri dan kawannya pun perlahan meninggalkan pintu barat Monas sambil menggerutu. Bujuk rayu mereka tak mempan. Ketika ditanya, mereka mengaku akan mencari pintu masuk lain agar bisa berjualan di dalam kawasan Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com