Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatannya Dihapus Ahok, Ada Wakil Lurah Merasa Tersisihkan

Kompas.com - 02/01/2015, 12:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menghapus jabatan wakil lurah dan kepala seksi di tiap kelurahan. Keputusan ini mengundang kekecewaan bagi pemegang jabatan yang dihapus.

"Kecewa banget merasa tersisihkan," ujar salah satu Wakil Lurah di Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2014). Kompas.com juga berbincang dengan Wakil Lurah dan Kepala Seksi lain di suatu kelurahan di Jakarta Pusat. [Baca: Mulai 2015, Wakil Lurah dan Kepala Seksi di Kelurahan DKI Dihapus]

Mereka menjelaskan, pada dasarnya siap jika Gubernur memutuskan untuk menghapus jabatan yang semula mereka punya. Bahkan, jika jabatan mereka harus diturunkan menjadi staf.

Mereka mengatakan hal itu sudah merupakan komitmen pekerjaan yang harus dijalani. Namun, jika bicara perasaan, mereka menyatakan kecewa.

Wakil Lurah itu merasa sudah bekerja dengan baik. Pada tahun baru yang lalu, dia berada di kelurahan untuk melayani masyarakat hingga pukul 03.00 WIB. Walaupun jam pelayanan di kelurahan sudah berakhir.

Para kepala seksi juga mengatakan hal yang sama. Mereka sudah bekerja sesuai tugas pokok mereka.

Mereka bercerita, kabar buruk itu bermula sewaktu lurah dan beberapa pejabat lain menerima surat undangan pelantikan. Wakil lurah dan kepala seksi kebanyakan tidak menerimanya. "Semua terjadi begitu cepat," ujar si Wakil Lurah.

Hal yang dia maksudkan adalah proses hilangnya jabatan mereka. Ketika itu, para wakil lurah dan kepala saksi dipanggil untuk menghadap camat masing-masing. Ternyata pertemuan itu merupakan pemberitahuan bahwa jabatan mereka akan dihapus.

Keesokan harinya, tersebar surat undangan pelantikan bagi lurah dan pejabat lain. Tetapi tidak untuk wakil lurah dan kepala seksi. Kemudian hari ini, PNS yang menerima undangan pun resmi dilantik Basuki di Monumen Nasional.

Kata mereka, hanya butuh tiga hari untuk kehilangan jabatan yang diraih bertahun-tahun. Tetapi, apa mau dikata. Hal itu sudah menjadi keputusan Gubernur yang berharap tercipta efisiensi pada lembaga birokrasi di kelurahan.

Mereka hanya berharap segera diberi kejelasan soal posisi mereka. "Walau hanya sebagai staf sekalipun, yang penting jelas," ujar Kepala Seksi. Sebab, Surat Keputusan yang baru akan keluar tiga bulan kemudian.

Selama tiga bulan itu mereka akan harap-harap cemas menunggu lokasi pemindahan. Kompas.com melihat beberapa dari kepala seksi, mulai membawa sejumlah tas besar ke kantor kelurahan.

Ternyata tas-tas itu akan digunakan untuk mengemasi barang mereka yang tersimpan di kantor. Namun, hal itu urung dilakukan. Karena, mereka sendiri belum tahu akan memindahkan barang itu kemana.

Selama tiga bulan ke depan, mereka akan tetap memegang jabatan lama. Namun, hanya berkas-berkas pada tahun 2014 yang berhak mereka tandatangani. Hal itu dilakukan sambil menunggu SK pemindahan. Apakah masih menjabat sebagai Eselon IV atau turun sebagai staf.

Mereka akan tetap bekerja sesuai tugas yang mereka emban. Walau, mereka mengaku sudah kehilangan semangat. "Sekarang mau masuk kerja juga enggak semangat, soalnya sudah enggak ada pekerjaan juga kan," ujar Wakil Lurah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com