Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Rp 754 Miliar untuk Penumpang KRL

Kompas.com - 05/01/2015, 16:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penumpang kereta api rel listrik Jabodetabek tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah lewat public service obligation (PSO) pada tahun 2015. Harga tiket yang berlaku juga tak akan naik.

Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) Eva Chairunisa, Minggu (4/1), mengatakan, subsidi untuk penumpang kereta api rel listrik (KRL) dipastikan bersamaan dengan penandatanganan kontrak PSO tahun 2015, pekan lalu.

”Untuk Januari hingga September 2015, PSO untuk penumpang KRL ditetapkan Rp 754 miliar. Ini untuk mengakomodasi sekitar 185 juta penumpang KRL,” ujarnya.

Eva menambahkan, besaran PSO untuk perjalanan KRL setelah September 2015 akan ditetapkan lewat kontrak PSO berikutnya.

Penetapan PSO ini, menurut Eva, sudah memperhitungkan pertumbuhan jumlah penumpang KRL tahun ini. Di hari kerja, jumlah pengguna KRL mencapai 710.000-730.000 orang per hari. Pada pertengahan 2014, jumlah pengguna KRL rata-rata sekitar 600.000 orang per hari.

Di masa akhir pekan sepanjang Desember 2014, jumlah penumpang KRL sekitar 670.000 orang per hari. Jumlah ini juga naik dibandingkan jumlah penumpang akhir pekan pada semester pertama 2014, yang berkisar 590.000-640.000 penumpang per hari.

Tahun lalu, PSO untuk KRL dinikmati sekitar 206 juta pengguna KRL. Jumlah PSO KRL tahun 2014 sekitar Rp 517 miliar. Angka PSO untuk KRL ini sudah mengakomodasi kenaikan tarif yang diusulkan PT KCJ bulan Oktober.

Meskipun ada kenaikan tarif dari operator, tarif yang dibayarkan penumpang tetap.

Tingginya minat warga menggunakan KRL terlihat di Stasiun Jakarta Kota sejak akhir tahun lalu. Eva mengatakan, jumlah penumpang di Stasiun Jakarta Kota pada periode 25 Desember 2014-3 Januari 2015 mencapai 84.000 orang per hari. Padahal, rata-rata pada hari lain, jumlah penumpang KRL hanya sebanyak 46.000-48.000 orang per hari.

Kondisi ini menyebabkan antrean panjang penumpang yang hendak membeli ataupun mengembalikan tiket harian berjaminan (THB) di loket-loket stasiun itu. Kerumunan juga terjadi di pintu masuk dan keluar.

Salah satu penumpang, Afif Kusnandar (33), mengaku hampir setengah jam mengantre untuk bisa keluar dari stasiun.

Untuk mengurangi kepadatan di Stasiun Kota, Eva mengimbau penumpang turun di sejumlah stasiun sebelum Stasiun Kota, seperti Stasiun Mangga Besar dan Stasiun Jayakarta.

Eva juga menyarankan pengguna KRL menggunakan kartu multi-trip (KMT) sehingga tak perlu antre di loket setiap akan melakukan perjalanan.

KA antarkota

Kepala Humas PT KAI Makmur Syaheran mengatakan, subsidi penumpang kereta api (KA) ekonomi jarak jauh, jarak sedang, jarak dekat, serta kereta rel diesel (KRD) juga sudah dialokasikan pemerintah.

”PSO yang diberikan tahun ini sudah memperhitungkan penyesuaian sejumlah komponen sehingga sementara ini tidak ada kenaikan tarif kereta ekonomi,” katanya. (WIN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com