Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Puji Pidato Ahok di DPRD DKI

Kompas.com - 13/01/2015, 09:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai tanggapan diberikan sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta terkait pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam rapat paripurna, Senin (12/2/2015).

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung menjelaskan, pidato Basuki dalam rapat paripurna cukup komprehensif. Namun, hal tersebut masih harus melalui rapat komisi dan tentunya harus mendapat perhatian serius dari anggota DPRD DKI Jakarta untuk dikritisi.

"Pidato cukup komprehensif dan memuaskan, tinggal dirincikan pada saat rapat Dewan dan komisi. Sebab, masih ada yang belum rinci, seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan masih belum rinci, terus program kemaritiman juga belum tersentuh," ujar Haji Lulung.

Ia memprediksi pembahasan RAPBD bisa dirampungkan paling lama satu bulan sampai akhirnya disahkan menjadi APBD.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman mengkritisi target Pemprov DKI Jakarta yang meningkatkan pendapatan pajak pada 2015. Ia melihat target 2014 Pemprov DKI tidak mampu mencapai sesuai target meskipun angkanya meningkat.

"‎Pendapatan dari pajak masih mungkin tercapai enggak di 2015? Padahal, pencapaian di 2014 saja enggak tercapai. Kalau terus naik tapi tidak ada perubahan pada Jakarta sama saja mengorbankan masyarakat. Soalnya, mereka bayar, tapi enggak merasakan hasilnya," kata Prabowo.

Pujian terhadap pidato Ahok pun datang dari Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta M Ongen Sangaji‎. Ia melihat apa yang disampaikan Ahok bagus, tetapi tentu yang membuktikan adalah realisasinya.

"Harapan kami semua, apa yang disampaikan Ahok dapat terealisasi pada 2015, dengan kerja sama dari legislatif dan eksekutif. Masalah banjir dan macet yang‎ akan jadi fokus bersama," ucapnya.

Dalam pidatonya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengajukan RAPBD 2015 sebesar 73,08 triliun atau meningkat 0,24 persen dari tahun anggaran 2014 sebesar Rp 72,9 triliun. (Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com