Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Melunak soal Pemutusan Listrik di Permukiman Kumuh

Kompas.com - 23/01/2015, 14:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali melunak perihal pemutusan aliran listrik di pemukiman kumuh. Sebelumnya, dia menginstruksikan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memutus aliran listrik di kawasan ilegal, seperti bangunan di bantaran kali dan kolong jembatan. 

"Kami sudah putuskan kalau ada rumah-rumah kumuh yang sudah lama, listriknya jangan dicabut. Kasihan ada orang tua, balita, bayi," kata Basuki di Balaikota, Jumat (23/1/2015).

Menurut dia, penyambungan aliran listrik di lahan-lahan ilegal sudah terlalu terjadi pembiaran, hingga lebih dari 30 tahun. Sehingga, tidak mungkin aliran listriknya diputus begitu saja sebelum DKI merelokasi warga ke rumah susun.

Hingga saat ini, rusun yang dibangun Pemprov DKI belum siap menampung ribuan warga relokasi. Apabila kebutuhan rusun sudah mencukupi, maka Basuki tak segan meminta PLN segera memutus aliran listrik di kawasan lahan ilegal tersebut.

"Tapi untuk warga yang baru bikin rumah kumuh, PLN jangan kasih listrik. Kalau dikasih listrik, nanti dia jadi rumah mewah, kalau rumahnya sudah lama dan terlanjur ya sudah dibiarkan saja sampai ada rusunnya," kata Basuki. 

Saat bertemu Direktur Utama (Dirut) PT PLN Sofyan Basir, beberapa waktu lalu, Basuki mengatakan pemberian listrik kepada warga ilegal tidak sejalan dengan program Pemprov DKI untuk menertibkan kawasan kumuh. Daripada mengalirkan listrik ke bangunan liar, lanjut dia, lebih baik PLN menjual listrik kepada para penghuni apartemen. Sebab, PLN tidak perlu menyertakan subsidi harga listrik dari pemerintah kepada mereka (penghuni apartemen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com