Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Larang Konsumsi Obat dari Material yang Tidak Halal

Kompas.com - 30/01/2015, 12:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa konsumsi obat-obatan pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan konsumsi makanan. Selagi masih ada obat yang berasal dari material yang halal maka diharamkan bagi umat Islam mengonsumsi obat yang berasal dari material yang tidak halal.

"Obat itu dalam kondisi apapun harus halal. Seperti halnya makan. Dalam kondisi darurat kita boleh makan yang tidak halal. Tapi dalam kondisi ikhtiar di mana kita masih memiliki pilihan, ada babi ada sapi, jelas harus memilih sapi," kata juru bicara MUI Asrorun Ni'am Sholeh, saat acara soft launching buku "Fatwa MUI Tematik", di toko buku Gramedia Jalan Margonda, Depok, Kamis (29/1/2015).

Ni'am mengatakan, pada saat MUI mengeluarkan fatwa larangan mengonsumsi obat-obatan yang tidak halal, mereka mengaku mendapat banyak protes dari para produsen obat. Fatwa dikeluarkan begitu diketahui ada sebagian obat-obat di pasaran yang materialnya tidak halal. Tidak hanya dari produsen obat, Menteri Kesehatan yang tengah menjabat, Nafsiah Mboi, juga menyampaikan hal yang sama.

"Selama ini, produsen obat merasa aman-aman saja. Tidak pernah ada deklarasi kehalalan. Begitu ditetapkan harus halal, langsung oleng. Bahkan menkes yang kemarin, Bu Nafsiah Mboi ikut protes. Ngapain obat harus halal. Obat itu kan untuk kesembuhan. Apa saja asal buat menyembuhkan boleh," ujar Ni'am.

Menurut Ni'am, persoalan konsumsi di dalam ajaran Islam tidak hanya berbicara mengenai pemenuhan kepuasan jasmani, tetapi juga melibatkan dimenasi ilahiyah, yakni hubungan manusia dengan sang penciptanya.

"Karena itu yang halal harus di-declare jelas, demikian juga yang haram harus di-declare jelas. Kalau tidak jelas halal atau haramnya, nabi memerintahkan untuk menjauhi. Jauhi sesuatu yang samar-samar sampai ada kejelasan," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com