Menurut Rustam, hampir 80 persen wilayah Jakarta Utara dengan jumlah penduduk 1,1 juta jiwa itu terendam banjir kemarin. Namun, warganya banyak yang tetap memilih bertahan di rumah masing-masing.
"Banyak yang bertahan di rumah. Ini yang membuat kita kesulitan kalau menyuplai bantuan," kata Rustam, saat ditemui di Rumah Pompa Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (11/2/2015).
Banyaknya warga yang bertahan, lanjutnya, dapat dilihat dari kosongnya jumlah posko pengungsian. Dari 310 posko pengungsian yang tersebar di Jakarta Utara, hanya 150 yang diisi oleh pengungsi. Sisanya masih kosong.
Lantas, ke mana warga Jakarta Utara tersebut pergi?
"Mungkin ada yang ke keluarganya atau tinggal di hotel dan apartemen. Tetapi, taruhlah dari 80 persen itu, 40 persennya ke hotel atau ngungsi ke keluarga, berarti ada 40 persen yang bertahan di rumah. Itu jumlahnya ratusan ribu," ujar Rustam.
Ia mengaku, banyaknya warga yang memilih bertahan membuat petugas kesulitan memberikan bantuan di samping jika harus melakukan evakuasi. Menurut dia, tak mungkin petugas datang memberikan bantuan satu per satu kepada banyaknya warga yang bertahan di rumah ketika banjir.
Warga beralasan, khawatir jika meninggalkan rumah kosong saat banjir. "Alasannya takut (keamanan). Kan ada teman-teman dari kepolisian. Nanti kalau listrik padam, makanan habis, baru terjebak di rumah sendiri," ujar Rustam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.