Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Aksi Pendukung Budi Gunawan Masuk hingga Ruang Sidang

Kompas.com - 13/02/2015, 17:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa pendukung Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang melakukan aksi saat sidang praperadilan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (13/2/2015), membuat jalannya sidang sedikit terganggu.

Suara orasi, teriakan, hingga yel yang mereka suarakan masuk sampai ke Ruang Sidang Utama Prof Oemar Seno Adji, tempat sidang praperadilan berlangsung.

Saat berorasi, sebenarnya orator hanya menggunakan satu alat pengeras suara berukuran kecil. Menjelang sore hari, jumlah mereka hanya belasan orang. Namun, mereka melakukan aksi di depan pintu masuk gedung pengadilan. Akhirnya, suara mereka masuk hingga ke ruang sidang.

Pintu gedung pengadilan dan pintu ruang sidang yang terbuka juga membuat suara pendemo masuk tanpa adanya penghalang. Kondisi alat pengeras yang kurang baik di ruang pengadilan semakin memperparah kondisi.

Alat pengeras suara yang ada volumenya tidak begitu besar. Saat saksi memberikan keterangan, suaranya beradu dengan suara pendemo yang ada di luar. Sesekali, bahkan suara pendemo terdengar lebih keras daripada suara saksi yang sedang berbicara.

Komisioner Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori sebelumnya telah meminta Ketua Pengadilan Negeri (KPN) Jakarta Selatan berkoordinasi dengan polisi untuk melarang demonstran mendekati area sidang praperadilan.

"Saya sampaikan ke KPN, minta ke polisi, jangan sampai masuk lagilah, apalagi mereka pakai pengeras suara dan suaranya masuk ke persidangan," ujar Imam seusai sidang praperadilan, Senin (9/2/2015) kemarin.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat mengatakan, pihaknya mempersilakan pengunjuk rasa menempati halaman pengadilan lantaran aksi mereka di tepi jalan membuat kemacetan arus lalu lintas. Pihaknya tetap mengimbau pengunjuk rasa tertib dan tak mengganggu jalannya sidang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com