"Masyarakat masih awam dengan sistem itu, harus disiapkan (sosialisasi). Sebenarnya tujuan uji coba yang sudah-sudah itu juga untuk sosialisasi, tapi belum menyeluruh," jelas pengamat transportasi Ellen Tangkudung kepada Kompas.com, Sabtu (21/2/2015).
Ellen berpendapat, teknologi ERP baik di luar negeri yang sudah lebih dulu dipakai untuk sistem jalan berbayar, tidak akan berbeda jauh dengan yang akan diterapkan di Ibu Kota.
Namun masyarakat di Jakarta dan sekitarnya memiliki karakteristik berlalu lintas yang berbeda dari warga di negara lain sehingga perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam.
"Kalau teknologinya bisa diadopsi, tetapi penerimaan masyarakat bisa berbeda. Maka dari itu perlu dilakukan survei pemahaman masyarakat," tambah dia.
Ellen berpendapat, Pemprov DKI sudah sangat serius mempersiapkan ERP. Hal itu bisa dilihat dari pembentukan tim pelaksana teknis ERP yang dipimpin langsung oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI. Meskipun demikian, kinerja tim ini juga harus terbukti agar wacana ERP tidak terkesan rencana belaka.