Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2015, 08:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Hari ini, Kamis (26/2/2015), menjadi momentum 100 hari kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam mengelola Ibu Kota. Tak sedikit pergolakan yang terjadi selama kepemimpinannya, termasuk perihal hubungannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 yang belum disahkan hingga hari ini pun disebabkan kisruh kedua instansi pemerintahan yang tak kunjung usai. Hak angket (penyelidikan) pun digulirkan DPRD DKI.

Pada 100 hari pemerintahan Basuki hari ini, DPRD akan menggelar rapat paripurna pengesahan panitia hak angket yang diketuai oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan Jhonny Simanjuntak. Panitia angket itu beranggotakan 33 orang dan akan disahkan pada paripurna yang rencananya digelar pukul 14.00 siang nanti. 

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik menyebutkan, panitia angket ini yang bertugas menyelidiki serta melakukan investigasi atas kesalahan Pemprov DKI dalam mengajukan dokumen APBD ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pasalnya, Pemprov DKI mengajukan dokumen APBD tanpa melalui pembahasan dengan DPRD.

Berdasarkan pandangan DPRD, setelah paripurna pengesahan APBD, komisi masih berhak untuk membahas anggaran bersama SKPD dan baru diserahkan dokumen APBD ke Kemendagri. Sementara itu, Pemprov DKI tetap mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 35 PUU-XI Tahun 2013 perihal pembahasan APBD pasca-putusan MK dan penghematan serta permohonan anggaran belanja sehingga tidak perlu dilakukan pembahasan setelah paripurna pengesahan APBD.

Hak angket ini, dikatakan Taufik, sebagai langkah awal untuk dapat melengserkan Basuki dari jabatannya sebagai Gubernur DKI. "Berdasarkan tata tertib, panitia angket yang 33 bekerja melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan disebutkan dua. Kalau ada unsur pidana, dilaporkan untuk selanjutnya dilakukan pemberhentian," kata Taufik, Rabu (25/2/2015).

Kendati demikian, Jhonny, yang ditunjuk menjadi Ketua Panitia Angket, tidak sependapat dengan Taufik. Lebih lanjut, anggota Komisi D DPRD DKI ini menerangkan, hak angket ini digulirkan lantaran Basuki tak mengirimkan APBD DKI 2015 hasil pembahasan dan pengesahan bersama dewan, tetapi masih berbentuk dokumen.

"Kami enggak berpikir ke situ untuk memakzulkan Ahok (Basuki) dulu. Pokoknya, fokus pertama pada angket," ujar Johnny. 

Dengan digulirkannya hak angket tersebut, Jhonny berharap, warga Ibu Kota mengetahui kesalahan yang dilakukan eksekutif dalam menyerahkan dokumen APBD ke Kemendagri. "Kami akan tunjukkan kesalahan-kesalahannya. Perubahan yang dilakukan selama ini, kalau menurut kami, kebanyakan involutif, 'kulitnya' doang," tukas dia. 

Selain paripurna angket, pada 100 hari kepemimpinannya, Basuki bakal didemo oleh gabungan organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ). Berdasarkan agenda yang tersebar, aksi itu akan dilaksanakan pada pukul 09.00 di depan Gedung DPRD DKI Jakarta.

Sama seperti aksi unjuk rasa sebelumnya, aksi demo hari ini beragendakan untuk mendesak DPRD DKI memakzulkan Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com