"Kalau pagi biasanya ada polisi yang mengatur, tetapi kalau sudah sore jam orang pulang kerja di sini macetnya enggak ketulungan. Petugasnya jarang kelihatan soalnya," kata Wahyu, salah satu pedagang air mineral yang sudah lima tahun berjualan di kawasan tersebut pada Jumat (10/4/2015) siang.
Titik kemacetan biasanya terjadi selepas lampu merah di depan apartemen Poinsquare Lebak Bulus hingga perempatan Sepolwan, Pasar Jumat.
Dari pantauan Kompas.com, sejumlah mobil angkutan kota dan bus AKAP yang melayani penumpang di kawasan terminal Lebak Bulus tidak jarang membuat macet arus lalu lintas satu arah di sana.
Padahal terminal untuk sejumlah perjalanan ke luar kota itu sudah dipindahkan pemerintah ke kawasan Pondok Cabe untuk sementara waktu.
"Bus-bus besar biasanya juga masih menurunkan penumpang di depan terminal Lebak Bulus soalnya kadang enggak ada (petugas) yang nertibin di sana," ujar Taufik, pedagang gorengan di depan halte transjakarta Lebak Bulus.
Tidak hanya itu, kemacetan di Lebak Bulus juga merupakan imbas proyek mass rapid transit (MRT) yang berlangsung sejak tahun lalu.
Terlebih pembangunan depo MRT di bekas Stadion Lebak Bulus untuk koridor selatan Jakarta akan dilanjutkan pada April ini.
Sejumlah jalur yang melewati kawasan tersebut akan dialihkan ke jalan lain. Namun pihak PT MRT Jakarta menjanjikan akan menanggulangi kepadatan lalu lintas akibat proyek tersebut.
"Selama pekerjaan berlangsung, akan diberlakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) untuk meminimalisir dampak lalu lintas akibat pekerjaan proyek MRT Jakarta," ucap siaran pers yang kirimkan oleh PT MRT Jakarta, Jumat pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.