Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Macetnya Enggak Ketulungan, Petugasnya Jarang Kelihatan"

Kompas.com - 10/04/2015, 16:43 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perempatan Lebak Bulus kerap mengalami kemacetan saat jam pergi dan pulang kantor. Sejumlah warga di sekitar mengatakan, kemacetan itu sering terurai lama karena kurangnya penanganan dari petugas kepolisian maupun dinas perhubungan.

"Kalau pagi biasanya ada polisi yang mengatur, tetapi kalau sudah sore jam orang pulang kerja di sini macetnya enggak ketulungan. Petugasnya jarang kelihatan soalnya," kata Wahyu, salah satu pedagang air mineral yang sudah lima tahun berjualan di kawasan tersebut pada Jumat (10/4/2015) siang.

Titik kemacetan biasanya terjadi selepas lampu merah di depan apartemen Poinsquare Lebak Bulus hingga perempatan Sepolwan, Pasar Jumat.

Dari pantauan Kompas.com, sejumlah mobil angkutan kota dan bus AKAP yang melayani penumpang di kawasan terminal Lebak Bulus tidak jarang membuat macet arus lalu lintas satu arah di sana.

Padahal terminal untuk sejumlah perjalanan ke luar kota itu sudah dipindahkan pemerintah ke kawasan Pondok Cabe untuk sementara waktu.

"Bus-bus besar biasanya juga masih menurunkan penumpang di depan terminal Lebak Bulus soalnya kadang enggak ada (petugas) yang nertibin di sana," ujar Taufik, pedagang gorengan di depan halte transjakarta Lebak Bulus.

Tidak hanya itu, kemacetan di Lebak Bulus juga merupakan imbas proyek mass rapid transit (MRT) yang berlangsung sejak tahun lalu.

Terlebih pembangunan depo MRT di bekas Stadion Lebak Bulus untuk koridor selatan Jakarta akan dilanjutkan pada April ini.

Sejumlah jalur yang melewati kawasan tersebut akan dialihkan ke jalan lain. Namun pihak PT MRT Jakarta menjanjikan akan menanggulangi kepadatan lalu lintas akibat proyek tersebut.

"Selama pekerjaan berlangsung, akan diberlakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) untuk meminimalisir dampak lalu lintas akibat pekerjaan proyek MRT Jakarta," ucap siaran pers yang kirimkan oleh PT MRT Jakarta, Jumat pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com