Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran UPS Tak Wajar, Harusnya Kemendagri Batalkan

Kompas.com - 07/05/2015, 09:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman memprediksi pejabat berwenang di Kementerian Dalam Negeri bisa ikut terseret dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS) pada 2014. Oleh karena lembaga itulah yang menyetujui pengadaan alat yang berfungsi sebagai penyedia daya listrik cadangan itu.

Prabowo menilai kalau ada yang tidak beres dalam usulan pengadaan UPS, harusnya Kemendagri dapat membatalkannya. Namun, yang terjadi, kata dia, Kemendagri justru menyetujui pengadaan 49 unit alat yang diduga dibeli dengan harga tidak wajar.

"Kalau kita bicara siapa yang salah ya semuanya salah. Sampai Kemendagri juga salah. Bayangkan Kemendagri menyetujui anggaran yang katanya bermasalah hingga akhirnya dieksekusi," ujar Prabowo, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (6/5/2015).

Oleh karena itu, Prabowo setuju dengan pendapat Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi yang menilai pihak yang harus mengoreksi diri dengan terungkapnya kasus dugaan korupsi UPS adalah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama beserta jajarannya. Sebab, kata dia, DPRD tidak memiliki peran yang vital dalam eksekusi program dan penggunaan anggaran.

"Kalau di DPRD cuma oknum saja. Kita tidak bisa berbicara DPRD-nya. Mungkin ada di kita satu dua orang yang terlibat, bisa saja. Tetapi tidak semua anggota dewan, karena tidak semua anggota dewan terlibat. Dewan itu cuma menyetujui anggaran saja, hanya menyetujui. Dewan kan bukan eksekutor, enggak punya dana untuk melakukannya. Adanya di mereka semua," kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com