Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Retno Merasa Jadi Sekjen LSM Lebih Penting, Tidak Usah Jadi Kepsek

Kompas.com - 18/05/2015, 11:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara tentang argumentasi yang diberikan mantan Kepala SMA Negeri 3 Retno Listyarti soal dia meninggalkan sekolah yang dipimpinnya saat pelaksanaan ujian nasional (UN).

Basuki mempertanyakan sikapnya yang lebih memprioritaskan wawancara televisi daripada mengawasi UN.  "Waktu kami panggil, dia jawabnya sederhana, 'Kan saya sedang berfungsi sebagai Sekjen dari federasi' ya federasi apa ya dan itu federasi ternyata tidak jelas dan tidak terdaftar. Ya kalau Anda merasa tugas di LSM tidak jelas lebih penting, Anda tidak usah jadi kepala sekolah lagi, sederhana kan," kata Basuki, di SD Theresia, Jakarta, Senin (18/5/2015). 

Apabila Retno menjabat sebagai anggota federasi yang terdaftar pun, dia harus tetap memprioritaskan pekerjaan utamanya sebagai seorang pendidik.

Perlu diketahui, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang diikuti Retno tidak terdaftar pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). [Baca: FSGI Tak Terdaftar, Ini Alasan Retno Listyarti]

Basuki juga mengaku bingung dengan alasan Retno menghadiri wawancara televisi karena diundang bersama Menteri Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

"Anda kan dikasih tugas tambahan jadi kepala sekolah, kemudian Anda merasa tugas sekjen federasi lebih penting, ini kan lagi ujian nasional, Bu, masih aja pentingin yang lain. Katanya Menteri (Anies) yang undang dia juga, saya lihat menteri juga kagak negur dia kok pas ketemu. Ha-ha-ha, jadi bingung saya," kata Basuki diiringi tawa.

Menurut Basuki, keputusan Kepala Dinas Pendidikan Arie Budhiman untuk memecat Retno dari Kepala SMA 3 sudah tepat. Kepala sekolah seharusnya datang sebelum peserta didiknya tiba di sekolah saat pelaksanaan UN.

"Misalnya kayak tadi saya ke SD 01 Menteng, anak-anak dari jam setengah tujuh sudah datang dan sebelumnya kepseknya sudah datang. Jangan entar kepala sekolahnya datang belakangan, terus bilang, 'Saya masih jam 8 Pak datangnya, pas ujian belum mulai', argumentasinya gimana coba," kata Basuki. 

Atas kelalaiannya, Retno kini kembali menjabat sebagai guru di SMA 13 Jakarta Utara. Posisi Kepala SMA Negeri 3 diduduki oleh Ratna Budiarti yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 29.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com