Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Isu Beras Plastik, Pembeli Hindari Beras Berwarna Putih

Kompas.com - 21/05/2015, 11:13 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Pedagang beras yang ada di beberapa pasar di Tangerang mengeluhkan isu soal beras plastik beberapa hari terakhir. Isu itu membuat penjualan beras mereka turun dibanding penjualan pada hari-hari biasa.

Deri (36), pemilik kios beras di Pasar Induk Tanah Tinggi, menceritakan, tiga hari belakangan ini, penjualan beras di kiosnya turun secara signifikan.

"Orang pada takut beli, padahal langganan. Mereka nahan dari yang biasa beli banyak, jadi beli dikit. Omzet kita turun ya kurang lebih 30 persen," kata Deri kepada Kompas.com, Kamis (21/5/2015) pagi.

Deri menceritakan, pembeli yang biasanya langsung membeli beras ukuran 50 kilogram jadi hanya membeli setengahnya, yakni 25 kilogram. Pedagang-pedagang warung kecil yang menjadi pelanggannya pun mengurangi daya belinya karena tidak berani.

Selain dari sisi penjualan yang sedikit, pembeli pun jadi ragu untuk membeli beras yang warnanya putih. Padahal, beras dengan warna putih itu merupakan beras yang berkualitas baik. Pembeli menganggap beras putih mirip dengan rupa dari beras plastik.

"Yang laku beras-beras biasa, yang (kualitas) sedang, yang (beras) putih malah orang nahan, kurang mau beli. Yang beli takut," ujar Deri.

Pedagang lain, Yuni (42), juga mengalami hal yang sama. Pedagang beras di Pasar Anyar itu menyebut pembeli jadi lebih suka bertanya dan berhati-hati dalam membeli beras sejak ada isu tentang beras plastik.

"Kalau laku atau enggak, itu kan rezeki ya. Tapi, yang pasti, orang jadi pada rewel, nanyain ini beras mengandung plastik enggak," ujar Yuni.

Baik di Pasar Induk Tanah Tinggi dan Pasar Anyar, rata-rata pedagang beras menjual beras dengan kisaran harga Rp 7.400 sampai Rp 10.000 per kilogram. Kedua pasar ini merupakan salah satu sentra tempat pedagang dan masyarakat di Tangerang membeli beras.

Tentang beras plastik, Pemerintah Kota Bekasi telah mengumumkan hasil tes laboratorium beras sintetis yang dilakukan oleh Succofindo. Hasilnya, beras tersebut mengandung polyfiner yang merupakan bahan baku pipa plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com