Ibu-ibu itu datang sekitar pukul 11.30 WIB. Mereka berbusana muslim yang tergolong modis. Sebagian dari mereka memakai kacamata hitam besar serta sepatu hak tinggi dan langsung menuju Main Hall, gedung tempat ruang kerja Unggung berada.
Salah satu dari mereka, Anny Saleh Effendi (60), mengatakan, sudah beberapa hari ini, rumahnya didatangi oleh sejumlah aparat dan preman. Sehingga, ia pun ingin meminta perlindungan langsung dari Unggung.
"Sejak 20 Mei 2015 lalu, rumah saya didatangi preman, ada banyak sekitar 30 orang. Mereka meminta saya keluar dari rumah," ujar Anny.
Sejak kedatangan itu, rumah Anny menjadi rutin disambangi preman. Bahkan Anny menyebut, anggota polisi dari Polsek Kebayoran Lama pun mendatangi rumahnya untuk melancarkan teror kepadanya.
Teror berupa gebrakan meja, menggedor pintu, membentak Anny untuk mengosongkan rumah. Ia juga menyebut rumahnya kerap digembok dan dirantai sehingga ia kesulitan masuk dan keluar rumah.
Anny mengaku telah lama menempati rumah tersebut, yang menjadi sengketa sejak 2014 lalu. Ia memiliki Surat Hak Milik (SHM) untuk rumahnya di Perumahan Metro Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tetapi SHM itu juga dimiliki oleh orang lain.
"Padahal saya menempati rumah itu sudah 18 tahun lalu. Saya juga enggak mengerti kenapa tanah itu bisa bersengketa," ujar ibu lima anak ini.
Anny menceritakan, di tanah seluas 1.000 meter itu, ia dan ibu-ibu lainnya kerap mengadakan pengajian rutin sejak 12 tahun lalu. Maka hari ini, ketika ia meminta perlindungan Unggung, ibu-ibu lainnya ikut mendukungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.