Namun, para pedagang merasa biaya tersebut tidak membebani mereka. Sebab, dari tahun ke tahun, Bazar Ramadhan Benhil selalu dipadati pembeli.
"Saya sudah empat tahun dagang di sini. Alhamdulillah enggak pernah rugi. Jadi enggak apa-apa bayar segitu," ucap Leo (34) pedagang minuman sari keledai kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2015).
Menurut Kartini (37), pedagang ayam bakar yang sudah enam tahun ikut serta di Bazar Ramadhan Benhil, setiap tahun biaya retribusi di sana mengalami sedikit kenaikan. Namun ia menilai itu wajar mengingat meningkatnya harga-harga kebutuhan.
Ia pun merasa diuntungkan dengan diadakannya bazar tersebut. Sehingga, ia juga tidak keberatan membayar retribusi.
"Keuntungan saya ya lumayan lah, dua sampai tiga kali lipat omzet pas dagang sehari-sehari," ujar warga Benhil ini.
Pengelola Bazar Ramadhan Benhil Sahril mengatakan, biaya retribusi dibayarkan langsung di muka sebelum para pedagang mulai membuka lapak. Biaya restribusi dibayarkan setelah pedagang mendapat izin untuk berjualan.
"Sudah dari dua bulan sebelumnya ada pendataan. Kebanyakan sih pedagang lama, jadi gampang datanya. Jumlahnya sekitar 80 pedagang," ujarnya.
Biaya retribusi tersebut, kata dia, digunakan untuk biaya tenda, keamanan, kebersihan, dan lain-lain.
Sahril mengatakan, petugas yang disediakan pengelola sekitar 30 orang, tugasnya sekaligus mengatur lalu lintas di Jalan Bendungan Hilir yang berpotensi menjadi lebih padat dengan adanya bazar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.