Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Anggaran Rendah, Ahok Diminta Tak Salahkan PNS DKI

Kompas.com - 27/06/2015, 15:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi Universitas Trisakti Nirwono Joga meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak menyalahkan pegawai negeri sipil (PNS) DKI terkait rendahnya serapan APBD 2015.

Hingga semester pertama ini, anggaran baru terserap 20 persen dari total Rp 69,286 triliun. Selain karena keterlambatan pengesahan APBD, ia memandang kurang lengkapnya kebutuhan DKI dalam e-katalog jadi penyebab rendahnya serapan anggaran. 

"Misalnya untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), apa yang ditampilkan di e-katalog tidak sesuai dengan kebutuhan taman di lapangan. Tipe yang ditampilkan e-katalog hanya lima tipe dengan luas yang berbeda. Sementara, taman di Jakarta lebih dari lima dan ukurannya itu berbeda-beda," kata Nirwono, Sabtu (27/6/2015). 

Sehingga, lanjut dia, kebutuhan yang diajukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI harus selalu direvisi, mengacu pada ketersediaan barang dan jasa di e-katalog.

"Bukan karena SKPD-nya yang tidak mengikuti aturan, tapi e-katalognya sendiri yang tidak mengakomodasi. Sehingga penyerapan tidak ada perubahan. Sampai akhir tahun, saya rasa serapan anggaran tidak lebih dari 45 persen meskipun ada perombakan pejabat," kata pengamat perkotaan itu.

Sebelumnya Basuki bakal memecat pejabat SKPD DKI yang tidak mampu menyerap anggaran dengan baik. Serapan anggaran itu merupakan indikator SKPD apakah dapat bekerja dengan baik atau tidak.

Salah satu penyebab tidak terserapnya anggaran dengan baik karena kegagalan DKI membeli lahan. Selain itu, lanjut dia, upaya pembatasan kendaraan bermotor melalui electronic road pricing (ERP), penataan pedagang kaki lima (PKL), dan lain-lain juga tidak terealisasi.

"ERP beres enggak sampai hari ini? Gila kan? Dinas UMKM punya dana, tapi pernah enggak dananya dipakai buat latih PKL? Lenggang Jakarta itu CSR yang latih. Anggaran habis buat gaji orang, tapi (PNS) enggak pernah kerja apa-apa. Jadi Pemda DKI buang 40.000 pegawai itu enggak apa-apa sebetulnya," kata Basuki. 

Mendagri Tjahjo Kumolo pun telah memberi peringatan kepada Basuki atas rendahnya penyerapan APBD 2015. Tjahjo meminta Basuki untuk memperbaiki penyerapan anggaran daerah.

Sebab bila penyerapan APBD sangat minim, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, serta mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com