"Tersangka semula karena dia ikut menjaga pos atau tanah itu, kita tangkap. Dengan ditangkapnya dia, maka terbukalah para pelakunya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Minggu (28/6/2015).
Setelah ditelusuri, ternyata bukan hanya F yang menjaga lokasi tersebut. Ada satu orang lagi yakni H sebagai penjaga tanah. "Jadi yang ditangkap ini, penjaga yang satu. Penjaga di sana aslinya ada dua orang. Ada F dan H," kata Sutarmo. (Baca: Mayat Pria di Dalam Tong Plastik Berada di Lahan Sengketa)
F juga tidak mengenali korban tersebut. Saat penganiayaan dia mengaku tidak berada di tempat itu. "Ketika sudah ngasih minum dan makan. Yang satu ini (F) disuruh keluar tidur di rumah kontrakan. Sudah kamu tidur di luar. Saya enggak bisa keluar saya tanggung jawab. Kata F," ungkap Sutarmo.
F pun akhirnya menuruti keempat tersangka. Karena salah satu penjaga, H, masih berada di tempat. "Nah karena saat kejadian disuruh pergi, pergilah dia membawa motor alasannya rumah pelaku enggak ada yang jaga," ucap Sutarmo. (Baca: Ada Tato Daun di Tubuh Mayat dalam Tong Plastik)
Saat pagi hari, tiba-tiba H mengajak F pergi. H beralasan kalau teman-temannya sudah membunuh seseorang dan F ikut bertanggung jawab. "Kamu harus ikut kabur di sana orang sudah pada kabur semua. Karena si ini si ini habis potong orang," kata Sutarmo.
Namun Sutarmo menilai omongan F masih harus didalami lagi. Salah satunya dengan mengejar pengakuan keempat pelaku lainnya yang masih buron.
Sebelumnya, diberitakan seorang pria tanpa identitas ditemukan sudah meninggal di dalam tong plastik yang ditemukan oleh warga Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Rabu (24/6/2015).
Kondisi jenazah pria itu sudah membusuk dengan posisi kepala di bawah tong plastik. Selain diikat, polisi menemukan luka akibat sayatan benda tajam di kepala mayat tersebut. Luka yang parah ditemukan di bagian leher dan banyak luka lebam di tubuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.