Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kasus Mayat di Tong Plastik Tak Terkait Sengketa Tanah"

Kompas.com - 28/06/2015, 21:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kasus mayat pria yang ditemukan di atas lahan sengketa di dalam tong plastik, Rabu (24/6/2015), dipastikan tidak terkait masalah persengketaan tanah. Kesimpulan itu muncul berdasarkan keterangan dari satu tersangka, F.

"Sementara dari keterangan dia (F) tidak ada kaitannya dengan tanah tersebut. Itu masalah pribadi. Ada dua orang pelaku yang punya masalah pribadi dengan korban," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo di Tangerang, Minggu (28/6/2015).

F menuturkan, korban dibawa ke lahan yang dia jaga oleh tiga pelaku. Antara korban dan kelima pelaku saling berbincang satu sama lain saat pertama kali datang. "Menurut keterangan pelaku, dia datang bawanya baik-baik. (mereka) sempat bercanda dan segala macam," ucap Sutarmo.

Sutarmo menduga para tersangka sengaja mengajak korban. Sehingga bisa dianiaya dengan mudah. Sementara itu, F juga mengaku tidak mengenal korban. Dia hanya penjaga lahan sengketa tersebut.

"Menurut keterangan yang sudah ditangkap, dia gak kenal, justru dikenalkan. Karena dia tamu disiapin makan bareng minum," kata Sutarmo.

Belakangan F mengetahui bahwa telah terjadi pembunuhan di tanah yang dijaganya. Ia diberitahu oleh H, rekan kerjanya sebagai penjaga tanah. H pun mengajak F untuk melarikan diri. Alasannya, F juga akan bertanggungjawab atas pembunuhan tersebut karena mayat tersebut ada di atas tanah yang ia jaga.

Berdasarkan keterangan F, saat kejadian pembunuhnya  sedang berada di tempat lain. Ia disuruh ke salah satu tempat oleh empat tersangka lainnya. (Baca: Ada Tato Daun di Tubuh Mayat dalam Tong Plastik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com