Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Transjakarta Wacanakan Tak Lagi Libatkan Operator

Kompas.com - 06/07/2015, 09:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta sedang mewacanakan untuk menjalankan operasional layanan bus transjakarta tanpa keterlibatan operator. Hal itu akan dilakukan bila para operator dinilai tidak sanggup memenuhi standar kualitas bus yang ditetapkan oleh PT Transjakarta.

Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, ada dua opsi yang kemungkinan akan dilakukan bila wacana tersebut diwujudkan. Yang pertama adalah memperbanyak jumlah bus dengan cara pembelian.

"Kalau operator-operator pada enggak sanggup, mending kami beli bus lebih banyak terus kami operasiin sendiri. Pendanaannya didukung pemerintah kok," kata Kosasih kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Langkah yang kedua, ujar Kosasih, adalah dengan cara memperbanyak jumlah bus dengan cara menyewa langsung ke Agen Pemegang Merek (APM).

"APM nyewain, begitu lepas kunci, busnya kami yang pegang dan kami rawat. Kami sedang menjajaki itu. Kalau dengan sistem sewa dapat busnya lebih banyak," ujar dia.

Menurut Kosasih, Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2015 menyebutkan bahwa PT Transjakarta boleh melakukan pengadaan bus minimal 20 persen dari kebutuhan. Dengan demikian, kata dia, PT Transjakarta bisa saja melakukan pengadaan bus melebihi jumlah yang tertera dalam aturan tersebut.

"Artinya kami mau beli 50 persen juga enggak apa-apa," kata dia.

Meski demikian, Kosasih tetap berharap para operator sanggup memenuhi standar kualitas bus yang ditetapkan oleh PT Transjakarta. Ia ingin para operator langsung melakukan pergantian bus mereka dengan bus yang berstandar internasional saat kontrak mereka habis.

Sebagai informasi, sejumlah operator layanan bus transjakarta habis masa kontraknya pada akhir tahun ini dan tahun depan. Begitu kontraknya habis, para operator yang berkeinginan memperpanjang kontrak diwajibkan untuk melakukan peremajaan bus.

"Nanti operator-operator yang bagus bisa ikut pengadaan lewat e-catalogue. Tapi kami akan lihat dulu kesanggupan mereka," ujar Kosasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com