Wakil Camat Makassar, Trisaptanti mengatakan, dua zat beracun ini ditemukan di pacar cina yang ada di dalam kolak dan kulit risol. "Dari 24 sampel yang kita ambil secara acak, terdapat dua makanan yang positif mengandung rodhamine dan boraks, yakni di pacar cina di dalam kolak dan di kulit risol," kata Trisaptanti, disela sidak, Kamis (9/7/2015).
Trisaptanti mengatakan, pedagang telah diberikan imbauan persuasif untuk tidak lagi memakai bahan makanan yang mengandung zat berbahaya tadi. Dua pedagang makanan itu pun dipanggil dan diberi masukan.
Pedagang kolak, Ida (50), mengaku dirinya tak tahu bahwa pacar cina berwarna merah muda yang ada di dalam kolaknya mengandung zat berbahaya. "Saya enggak tahu kalau berbahaya gitu. Besok saya jual kolak enggak pakai pacar cina lagi," ujar Ida.
Hal senada diungkapkan Dedi, ukang gorengan yang menjual risol. Dedi berjanji untuk tidak membeli risol berbahaya di pasar. "Saya dagang udah lama, tapi baru kali ini tau risolnya berbahaya, besok saya enggak jual lagi," ujar Dedi.
Kepala Satpol PP Kecamatan Makassar, Santoso mengatakan, sidak ini kali kedua digelar di wilayah Makassar. Sebelumnya sudah dilakukan sidak serentak di lima kelurahan terhadap makanan yang berpotensi berbahaya.
"Yang kemarin hasilnya kita bawa ke BPOM. Kalau ditemukan lagi bahan berbahaya, kami akan melakukan pemeriksaan mendatangi lokasi dan lakukan pengujian di tempat," ujar Santoso.