Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paksa Penumpang, Sopir Taksi Gelap Dihukum Cambuk Pakai Pelepah Pepaya oleh Marinir

Kompas.com - 18/07/2015, 16:40 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Sejumlah sopir taksi gelap diamankan seusai membuat keributan di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (17/7/2015) pukul 03.00 WIB dini hari. Keributan berawal dari tindakan sopir taksi gelap yang diduga memaksa penumpang warga negara asing (WNA) dan diketahui oleh seorang anggota Marinir yang berjaga di sana.

"Pada saat itu salah satu anggota Marinir mengetahui hal tersebut sehingga menegur sopir TG (taksi gelap), namun teguran diabaikan, bahkan cenderung melakukan perlawanan," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispen AL) Kolonel Laut Zainudin saat dikonfirmasi, Sabtu (18/7/2015) siang.

Setelah dilakukan teguran berulang-ulang, sopir taksi gelap masih tidak menurut kepada petugas. Akhirnya sopir yang bersangkutan diamankan ke pos keamanan Terminal 2D untuk dimintai keterangan. Namun, tidak cukup sampai di sana, sopir taksi gelap itu malah memanggil teman-temannya untuk datang ke sana.

"Teman-teman dari sopir TG yang tahu hal tersebut berusaha untuk membantu dengan cara meneriaki anggota Marinir yang bawa sopir TG," tutur Zainudin.

Sopir taksi gelap yang datang menghampiri tiga temannya yang sudah diamankan terlebih dahulu. Marinir yang berjaga saat itu pun mengamankan semua sopir yang datang. Mereka lalu dibawa ke tempat Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bandara Soekarno-Hatta dengan mobil patroli Aviation Security (Avsec).

Sesampainya di PKP-PK, semua sopir yang berjumlah kurang dari 10 orang itu ditindak. Mereka disuruh membuka baju, squat jump, dan push up. Saat itu, Marinir ikut menginterogasi untuk mencari tahu siapa koordinator para sopir.

"Setelah dapat info, Marinir dan anggota Avsec (melakukan) sweeping ke bandara pakai baju preman (baju bebas). Dari sana, kita amankan sejumlah 29 orang sopir TG dan juga dibawa ke PKP-PK," ujar Zainudin.

Sesampainya kembali di PKP-PK, ada sedikit perlawanan dari para sopir sehingga anggota Marinir menghukum para sopir dengan mencambuk menggunakan pelepah pohon pepaya.  (Baca: Cambuk Sopir Taksi Gelap, 4 Marinir Dilaporkan ke Polisi)

Setelah itu, para sopir diminta untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi hal tersebut. Mereka pun menyatakan bersedia menerima hukuman yang lebih tegas jika kembali memaksa-maksa penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com