"Kerugian Rp 5 miliar terhitung selama musim Lebaran ini. Penerbangan yang ditutup ada di Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Juanda (Surabaya), dan Bandara Abdulrachman Saleh (Malang). Total penumpang dari semua penerbangan yang dibatalkan ada 7.900 orang," kata Manajer Humas PT Citilink Indonesia Benny Butar Butar, Kamis (23/7/2015).
Menurut Benny, kerugian yang dialami maskapai tidak dapat dihindari karena kejadian erupsi Gunung Raung merupakan bencana alam yang tidak dapat dikontrol.
Maskapai juga wajib mengembalikan apa yang menjadi hak konsumen meski merugi miliaran rupiah. "Kerugian sudah jadi risiko. Tidak ada yang bisa disalahkan karena ini peristiwa alam," tutur Benny.
Pihak Citilink mencatat, selama pembatalan penerbangan dilakukan, penumpang lebih banyak memilih untuk reschedule ketimbang refund uang tiket. Hal ini diperkirakan karena sudah mendekati hari masuk kerja sehingga penumpang sudah harus kembali ke tempat asalnya memulai aktivitas seperti biasa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, kondisi Gunung Raung yang terus menerus erupsi sejak 29 Juni 2015 menimbulkan dampak kerugian ekonomi yang cukup besar, khususnya terkait penerbangan, pariwisata, dan bisnis. Sutopo mengaku tidak dapat memastikan kapan erupsi akan berakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.